LUAHAGRUNDE, Koranmadura.com – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyaksikan ajang surfing dunia, Nias Pro 2023 WSL QS 5000, yang dilaksanakan di Pantai Sorake, Desa Orahili Fau Sihono, Kabupaten Nias Selatan, Minggu 17 September 2023.
Dalam kunjungan tersebut, hasto didampingi Bupati Nias Selatan, Hilarius Duha. Mereka menyaksikan kemeriahan aksi serta keramaian pengunjung ajang yang sekalian dibalut sebagai pesta budaya tersebut.
Hilarius Duha menjelaskan, ajang surfing internasional itu diikuti oleh 190 peserta dari 14 negara. Ajang tahunan ini dimulai sejak 2017 dan hanya terhenti 2 tahun karena pandemi Covid-19.
Acara ini sekalian dijadikan sebagai ajang pesta rakyat. Angka kunjungan wisatawan juga meningkat. Sejak ajang Nias Pro dibuka 11 September lalu, pengunjung terus meramaikan acara.
“Anak muda menampilkan budaya yang ada di Nias Selatan. Setiap hari ditampilkan. Secara bergilir beberapa kecamatan menampilkan, dan diumumkan mana yang terbaik,” kata Hilarius.
Berbagai produk dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga ditampilkan. Mereka menampilkan produk-produk makanan, produk kelapa, hingga tenunan khas Nias Selatan.
Ia mengaku tidak sulit bagi pihaknya mempromosikan ajang Nias Pro itu. Sebab lokasi surfing terbaik di Nias Selatan sudah otomatis menarik para surfer dunia.
“Kebanyakan mereka-mereka sendiri yang mempromosikan,” imbuh Hilarius.
Semenara itu Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya mengapresiasi pelaksanaan Nias Pro 2023, yang akan menggelorakan Indonesia sebagai Tanah Air yang dikaruniai keindahan alam raya, termasuk salah satu tempat terbaik surfing dunia.
Ia juga memuji langkah Nias Selatan yang memadukan ajang itu dengan kegiatan pesta rakyat. “Ini akan didukung sepenuhnya oleh PDI Perjuangan,” imbuh Hasto.
Menurut Hasto, ajang Nias Pro 2023 sekaligus pengingat bahwa Indonesia adalah negara kelautan yang ditebari pulau-pulau dan laut. Sehingga seharusnya kita menyongsong laut sebagai masa depan kita dan kehidupan kita.
“Semoga ini semakin menggelorakan semangat mencintai laut dengan world surfing event,” imbuhnya.
Lebih jauh, Hasto menyatakan pihaknya mendorong 5 daerah administratif di Kepulauan Nias membangun bersama, saling menopang, khususnya dengan bersandar pada kekayaan sumber daya maritim dan pariwisatanya.
Penggambarannya seperti Bali, yang antara satu daerah dan daerah lainnya, saling menopang lewat pembangunan semesta berencana.
“Kepulauan Nias harus dirancang jadi sebuah kepulauan yang saling tergantung satu sama lain, sistem tata ruangnya, pengelolaan ekonominya,” beber Hasto.
Agar mengarah kesana, Hasto mengatakan diperlukan penguatan sumber daya manusia (SDM). Maka anak-anak muda Nias harus dididik dan dilatih memanfaatkan berbagai sumber ilmu pengetahuan yang bisa diakses bebas dengan teknologi digital.
“Seluruh wilayah di Kepulauan Nias harus bersatu padu secara kreatif memanfaatkan berbagai platform serta aplikasi digital, melatih para anak-anak muda Nias,” jelas Hasto.
Hasto juga menekankan pembangunan Nias yang modern bukan sekedar ditandai gedung beton, namun penguatan SDM yang tetap bertumpu kepada kebudayaan Nias sendiri. Artinya orisinalitas kebudayaan Nias jangan hilang.
“Rencanakan SDM dan anak kita dengan sebaiknya. Kemajuan Nias butuh banyak ahli maritim, biologi maritim, yang bisa mengelola kekayaan alam samudera yang luar biasa,” ujarnya.
“Kita butuh banyak insinyur untuk membangun pelabuhan-pelabuhan, yang mengembangkan potensinya,” pungkasnya. (Sander)