BANGKALAN, koranmadura.com – Insentif guru ngaji dan Madrasah Diniyah (Madin) tahun 2023 di Bangkalan, Madura, Jawa Timur dihapus. Program ini salah satu program unggulan bupati dan wakil bupati periode 2018-2023.
Ketua Tim Anggaran (Timgar) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Taufan Zairinsjah mengatakan, dihapusnya insentif guru ngaji dan madin, karena dinilai program tersebut sudah tercapai sesuai visi misi bupati dan wakil bupati.
“Kalau visi misi bupati dan wakil bupati sudah tercapai, jadi anggaran sudah tidak tersedia,” kata dia, Kamis, 7 September 2023.
Dalam setahun anggaran yang disediakan untuk guru ngaji dan Madin Rp22 miliar dengan 9.342 orang. Setiap guru menerima insentif Rp200 ribu setiap bulan. Terakhir mereka mendapat insentif pada Juni 2023 kemaren.
Dia menambahkan, selain visi misi sudah tercapai, juga melihat postur keuangan daerah yang mengalami defisit. Berdasar kebijak baru melalui program dana earmark, kauangan daerah difokuskan 5 sektor.
“Lima sektor seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dana kelurahan dan gaji formasi PPPK,” kata dia.
Sementara Ketua Fraksi Keadilan Hati Nurani DPRD Bangkalan Musawwir, saat menyampaikan pandangan umun pada rapat paripurna rencana perubahan APBD 2023 meminta, agar tidak menghapus insetif guru ngaji dan Madin.
“Sebab insentif untuk para guru ngaji dan madin sangat dirasakan manfaatnya bagi mereka,” kata dia. (MAHMUD/ROS)