JAKARTA, Koranmadura.com – Tanda-tanda membelokkan kasus pembunuhan Dini Sera Afrianti oleh pacarnya sendiri Gregorius Ronald Tannur sudah terjadi sejak peristiwa ini ditangani Polsek Lakarsantri.
Mantan Kapolsek Lakarsantri Kompol Hakim dan Kanit Reskrimnya Iptu Samikan sejak awal menegaskan bahwa kematian Dini Sera Afrianti bukan karena pembunuhan oleh Gregorius Ronald Tannur tetapi karena sakit lambung dan maag.
Untunglah kedua petinggi Polsek Lakarsantri itu sudah dicopot dari jabatannya masing-masing dan digantikan oleh orang lain setelah kejadian tersebut.
Namun begitu, pengacara keluarga korban tetap melapor keduanya ke Sie Propam Polrestabes Surabaya.
Pengacara keluarga korban Dini Sera Afrianti, Dimas Yemahura berjanji melapor mantan Kapolsek dan Kasat Reskrim Polsek Lakarsantri karena bekerja secara tidak profesional dalam menangani kasus ini.
“Kami memang berencana melaporkan Kapolsek Lakarsantri dan Kanit Reskrim soal statement tidak ada penganiayaan (terhadap Dini Sera Afrianti), tetapi meninggal dunia karena sakit lambung dan maag,” ujar Dimas Yemahura, Minggu 8 Oktober 2023.
Hanya saja Dimas Yemahura belum memastikan kapan laporan itu dilayangkan ke Sie Propam Polrestabes Surabaya. Kemungkinan pada pekan ini.
“Pelaporan belum, masih kami kaji. Kasusnya kan juga terus bergulir. Sebenarnya banyak catatan yang ingin kami tindaklanjuti tetapi kami juga punya keterbatasan tenaga,” imbuhnya.
Menurut Dimas Yemahura, pernyataan keliru dari mantan Kapolsek dan Kasat Reskrim Polsek Lakarsantri karena langsung percaya begitu saja pada laporan palsu yang dilakukan Gregorius Ronald Tannur setelah peristiwa terjadi.
“Seharusnya seorang Kapolsek menunggu proses visum et repertum atau autopsi sebelum mengeluarkan pernyataan,” ujarnya lagi.
Adapun Gregorius Ronald Tannur sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tewasnya Dini Sera Afrianti.
Bahkan terbuka kemungkinan anak anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa asal Daerah Pemilihan NTT, Edward Tannur, itu diperiksa terkait kemungkinan menggunakan narkotika dan obat-obat terlarang saat dugem hingga peristiwa pembunuhan itu terjadi. (Sander)