JAKARTA, Koranmadura.com – Pendiri Polmark Research Center Eep Saefulloh Fatah menilai, Presiden Jokowi tidak membalas kebaikan PDI Perjuangan dan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri dengan kebaikan, tetapi justru dengan pengkhianatan.
“Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) itu luar biasa. Sementara pada saat yang sama, Pak Jokowi yang sudah dikasih berulang-ulang kesempatan kok melakukan hal yang persis sebaliknya dengan yang dilakukan Bu Mega,” kata Eep Saefullh Fatah dalam podcastnya dengan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad.
Diskusi panjang keduanya itu dipajang di channel youtube Abraham Samad Speak Up beberapa waktu lalu.
Potong-potongan video perbincangan mereka viral di media sosial termasuk TikTok yang kemudian beredar luas di berbagai grup whatts app.
Menurut Eep, seharusnya Presiden Jokowi berterima kasih kepada Megawati Soekarnoputri untuk dua hal.
Pertama, terima kasih atas pengusungan oleh Megawati Soekarnoputri dengan PDI Perjuangan terhadap dirinya, anak, dan menantunya.
Kedua, terima kasih atas contoh dan teladan baik yang sudah diberikan dan diperlihatkan Megawati Soekarnoputri selama ini.
“Ini dua-duanya diingkari (oleh Jokowi),” kata Eep Saefulloh Fatah sebagaimana dilihat pada Senin 30 Oktober 2023.
Saat ditanya oleh Abraham Sama, apakah bisa dikatakan Jokowi sudah mengkhianati Megawati, Eep dengan sangat tegas memastikan bahwa Jokowi dan keluarganya sudah berkhianat terhadap PDI Perjuangan dan Megawati Soekarnoputri.
“Kalau saya ditanya apakah Jokowi sudah berkhianat, sampai saat ini, dengan data yang saya miliki, saya bisa katakan Pak Jokowi sudah berkhianat kepada PDI Perjuangan dan Bu Mega,” tegasnya.
Menurut Eep, ada dua pengkhianatan yang dilakukan Jokowi dan keluarganya terhadap PDI Perjuangan dan Megawati Soekarnoputri.
Pertama, dukungan dan pengusungan dari PDI Perjuangan dan Megawati Soekarnoputri. Kedua, dan yang paling mendalam, adalah keteladanan.
“Bagaimana terlalu sayang anak itu bisa melanggar etika demokrasi dan bisa mencederai kepentingan publik, etika publik yang luas,” tegas Eep.
Dia meneruskan, “Sayang anak harus, terlalu sayang anak nggak boleh.” (Sander)