SUMENEP, koranmadura.com – Dalam rangka untuk mendekatkan serta mengenalkan budaya di sekitar, Komunitas Sumenep Tempo Dulu (STEDU), kembali menggelar Festival Kultur Sumenep (FKS) 2023.
FKS kali ini mengangkat tema “Amaen Pole e Taneyan”, dengan kegiatan yaitu mengenalkan permainan tradisional yang mulai asing dan sudah jarang dikenal oleh anak-anak karena tergerus perkembengan teknologi.
Hal itu diungkapkan Faiq, Ketua Sumenep Tempo Dulu (STEDU). Menurutnya, Sumenep kaya akan kultur dan budaya, salah satu di antaranya yakni permainan tradisional.
“Makanya FKS 2023 mengangkat tema “Amaen Pole e Taneyan”, dengan kegiatannya yaitu mengenalkan permainan tradisional anak-anak yang tidak kalah seru dengan permainan yang ada di ponsel mereka. Selain itu juga ada lokakarya mengenai cara pembuatan permainan anak tradisional,” katanya.
ia juga menjelaskan, sasaran dari kegiatan ini yakni anak-anak di tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat SMP (Menengah). Selain untuk mengurangi penggunaan gadget, pengenalan permainan tradisional ini bisa membuat anak-anak lebih aktif berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.
“Festival Kultur Sumenep ketiga kalinya ini terdapat tiga rangkaian, pertama yakni pameran temporer. Di sini kami mengenalkan sejumlah permainan tradisional yang jarang ditemui, seperti can-macanan, rab-kerraban, kemudian kegiatan yang kedua yakni, lokakarya tentang pembuatan permainan tradisional,” lanjutnya.
Sementara pada acara ketiga, yakni gelar wicara, budayawan serta tokoh Madura, mengenai permainan anak tradisional dan seputar lagu-lagu anak Madura. Adapun yang paling spesial pada FKS 2023 kali ini, yakni Laundching Mini Album lagu-lagu anak Madura.
“Kegiatan tersebut dikonsep secara kolaboratif yang melibatkan elemen dari setingkat SD dan SMP, serta beberapa komunitas yang konsentrasi di bidang kebudayaan,” ungkapnya. (FARIS/ROS)