JAKARTA, Koranmadura.com – Mantan Wakil Presiden (Wapres) pendamping Presiden Jokowi pada 2014-2019 Muhammad Jusuf Kalla atau yang biasa disapa JK mengungkapkan bahwa situasi politik sekarang ini dalam kondisi paling rumit, sulit dan runyam.
Ini disebabkan oleh campur tangan terlalu jauh dari Presiden Jokowi atau yang, meminjam istilah Presiden Jokowi sendiri, cawe-cawe.
Hal itu diungkapkan JK dalam wawancara dengan tim Kumparan yang potongan videonya beredar luas di media sosial dalam beberapa hari terakhir.
“Sering juga saya katakan. Wah ini pemilu sayang anak. Ada juga sekarang politik ancaman kan yang ujungnya penjara,” kata JK yang juga pernah menjadi Wapres untuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2004-2009 sebagaimana dilihat pada Kamis 26 Oktober 2023.
Bahkan dia justru menjadi lawan politik Jokowi dan menjadi sasaran tembak dan incaran untuk dijebloskan ke penjara lewat pengusutan kasus korupsi.
Ini dilihat JK sebagai penerapan politik ancaman yang berujung pada penjara. Dan itu dirasakan oleh JK sendiri. Pasalnya lembaga penegak hukum mengusut kasus korupsi tol layang MBZ yang melibatkan perusahaan milik keluarga Kalla, Bukaka.
Menurut JK, pengusutan kasus ini kental dengan aroma politik dengan sasaran tembak dirinya. “Iya karena selalu ditanya, apa peranannya Pak JK di situ,” cerita JK lagi.
Selain itu, JK juga semakin jauh dan tidak dihitung oleh Presiden Jokowi. Beberapa kali usahanya untuk bertemu tidak pernah digubris. Bahkan, sudah enam bulan JK berupaya menemui Jokowi tetapi gagal juga.
“Saya sudah berusaha dua kali, tiga kali, tapi ndak direspons. Wah, sejak enam bulan lalu,” jawab JK menanggapi pertanyaan wartawan. (Sander)