JAKARTA, Koranmadura.com – Pengamat politik Yunarto Wijaya mengaku pernah ditawari oleh penguasa untuk membantu meloloskan sejumlah agenda, termasuk jabatan presiden tiga periode.
Namun, Yunarto Wijaya mengaku menolak tawaran tersebut karena dia tidak mau menjadi seperti mantan Menteri Penerangan Orde Baru Harmoko yang “yes man”.
Hal itu diungkapkan Yunarto Wijaya lewat akun instagramnya @yunartowijaya dan menjadi viral di media sosial hingga Senin 23 Oktober 2023.
Selain agenda masa jabatan presiden tiga periode, juga sempat muncul agenda perpanjangan periode. Namun Yunarto keukeuh pada sikapnya menolak tawaran-tawaran tersebut.
“3 periode, Perpanjangan Periode, Kemudian Anaknya, Lewat iparnya…Lalu kita masih bertanya siapa aktor intelektualnya???,” tulis Yunarto Wijaya.
Dia meneruskan, “Saya adalah salah 1 pihak yang pernah diminta untuk bantu golkan hal-hal tersebut dan saya menolak semuanya. Karena saya bukan penganut Harmoko-isme.”
Pilihan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto pada Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (Cawapres) mendapat kritikan banyak pihak.
Sulit disangkal bahwa di balik ini semua adalah Presiden Jokowi yang tidak mau kehilangan kekuasaan.
Jauh sebelum meloloskan Gibran sebagai Cawapres Prabowo, sempat muncul isu masa jabatan presiden tiga periode. Isu ini ditentang keras berbagai pihak, termasuk Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Setelah agenda itu ditolak, muncul wacana berikutnya perpanjangan masa jabatan presiden. Namun isu ini juga tidak mendapat sambutan positif masyarakat karena bertentangan dengan konstitusi (Sander)