JAKARTA, Koranmadura.com – Mayoritas masyarakat Indonesia percaya, Presiden Jokowi ikut campur tangan dalam putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat usia calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres).
Pasalnya, putusan MK itu memungkinkan putra Presiden Jokowi melenggang menjadi Cawapres berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Hasil survei terbaru lembaga Charta Politika Indonesia yang diumumkan Direktur Eksekutif Yunarto Wijaya di Jakarta, Senin 6 November 2023 memperlihatkan, sebanyak 39,7 persen responden percaya, putusan MK soal syarat usia Capres-Cawapres itu diambil karena ada campur tangan Presiden Jokowi.
Hanya 23 persen responden yang mengaku tidak percaya, sedangkan 37 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
Campur tangan Jokowi pada putusan MK itu juga membuat MK menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya. Mayoritas responden pun percaya MK telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan.
Dari 62,3 persen responden yang mengetahui pemberitaan tentang putusan MK tersebut, 49,9 persen responden setuju bahwa hal itu merupakan penyalahgunaan wewenang untuk memudahkan jalan putra Presiden Jokowi menjadi Cawapres.
Sementara terkait kepantasan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres, sebanyak 48,9 responden menilai dia belum pantas menjadi Cawapres. Hanya 38 persen yang menilainya pantas.
Alasan paling utama ketidakpantasan Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres adalah bahwa dia masih terlalu muda dan belum terlalu memiliki pengalaman menjadi pejabat publik (55,4 persen).
Namun hanya 26,7 persen responden yang menilai, majunya Gibran sebagai Cawapres Prabowo Subianto sebagai bentuk praktik politik dinasti yang sedang dilakukan Presiden Jokowi.
Survei terbaru Charta Politika Indonesia ini digelar pada 26-31 Oktober 2023 menggunakan metode wawancara tatap muka (face to face interview).
Jumlah responden yang dilibatkan dalam survei ini adalah 2.400 orang dari semua provinsi di Indonesia dengan rentang usia minimal 17 tahun atau sudah memenuhi syarat memilih pada Pemilu 2024.
Sementara metode sampling yang digunakan adalah multistage random sampling. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error survei ini hanya dua persen. (Gema)