JAKARTA, Koranmadura.com – Ketua DPR RI Puan Maharani menilai, rakyat Indonesia sampai saat ini masih terus berada dalam kondisi perjuangan, salah satunya demi mencapai keadilan.
Hal itu diungkapkan Puan Maharani dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 10 November 2023 sebagai refleksinya atas Hari Pahlawan yang diperingati hari ini.
“Sampai saat ini, masih ada rakyat Indonesia yang harus berjuang bahkan hanya sekadar untuk memenuhi makannya sehari-hari. Kemakmuran yang diimpikan para pahlawan terdahulu, masih belum sepenuhnya tercapai,” tuturnya.
Rakyat Indonesia, kata Puan, masih memperjuangkan keadilan, baik ekonomi, pemerataan pembangunan, akses pendidikan dan kesehatan, hukum, pekerjaan yang layak, hingga keadilan mendapatkan kesetaraan.
Terkait keadilan dalam ekonomi, cucu Bung Karno ini menyebut masih banyak rakyat Indonesia yang berada dalam garis kemiskinan. Padahal, kata Puan, asas keadilan dalam ekonomi merupakan amanat dari Pancasila dan Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
“Seharusnya kemajuan ekonomi Indonesia yang begitu pesat tidak boleh memunculkan ketimpangan dan kepincangan di masyarakat. Tapi masih banyak dari masyarakat kita yang berjuang sendiri demi keadilan ekonomi, khususnya di daerah-daerah terpencil,” ujarnya.
Keadilan ekonomi, kata dia, erat hubungannya dengan keadilan pemerataan dalam pembangunan.
Ia mendukung upaya pembangunan infrastruktur yang tidak hanya terpusat di Pulau Jawa. Namun dia mengingatkan agar pembangunan ini harus dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi di setiap daerah.
“Banyak rakyat di daerah 3T berharap pembangunan infrastruktur di kota asal mereka seperti di kota-kota besar. Sehingga mereka akan merasakan keadilan yang sama dalam memperoleh akses seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan pembukaan lapangan kerja yang akan berpengaruh pada kesejahteraan mereka,” papar Puan.
Terlepas dari hal itu, masyarakat di daerah pun disebut membutuhkan keadilan dalam hal penghidupan yang layak. Oleh karena itu, Puan mendorong Pemerintah agar memberi intervensi pada program-program pembangunan perekonomian di daerah.
“Program-program yang digagas Pemerintah diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi di semua daerah demi terciptanya keadilan ekonomi dan mengikis ketimpangan sosial antara warga di perkotaan dan di pedesaan,” ungkap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Puan juga menyoroti bagaimana di era sekarang, anak-anak generasi penerus bangsa masih banyak yang harus berjuang untuk mendapatkan hak-haknya.
Misalnya hak mendapat pendidikan yang layak. Hal ini mengingat masih ada jutaan anak di Indonesia yang putus sekolah di mana mayoritas disebabkan karena permasalahan ekonomi.
Belum lagi mengenai banyaknya siswa yang masih merasakan belum meratanya mutu pendidikan di Indonesia, serta ketimpangan sarana prasarana pendidikan.
Tidak sedikit anak sekolah yang harus berjuang dengan sangat berat untuk bisa belajar di sekolah setiap harinya.
“Adik-adik kita yang semangat untuk memperoleh pendidikan, merupakan sosok pejuang dalam mencapai keadilan pendidikan,” sebutnya.
Dia meneruskan, “Kita ketahui bersama ada banyak contoh yang memperlihatkan anak sekolah harus berjuang dalam memperoleh pendidikan.”
“Mulai dari akses sekolah yang susah dilalui, hingga kekurangan tenaga pengajar yang mengharuskan mereka bertahan seadanya di tengah gempuran kemajuan zaman,” imbuh Puan.
Puan pun mengatakan, pendidikan bukan hanya tentang mengenyam ilmu di bangku sekolah, tetapi juga tentang memberikan landasan yang kokoh bagi generasi muda untuk mempersiapkan masa depan mereka.
Melalui pendidikan yang berkualitas, Puan meyakini bahwa generasi muda dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang esensial sebagai bekal untuk membentuk masyarakat yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab.
“Peran pendidikan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat tidak dapat diabaikan. Dengan pendidikan yang berkualitas, anak-anak kita dapat memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk meraih pekerjaan yang layak, memenuhi kebutuhan ekonomi, dan menjadi generasi unggul,” urai Puan.
“Maka pada akhirnya, generasi unggul akan menjadi pahlawan di era masa kini. Baik pahlawan untuk dirinya sendiri, pahlawan bagi keluarganya, pahlawan di lingkungan, maupun pahlawan untuk bangsa dan negara,” tambahnya. (Gema)