JAKARTA, Koranmadura.com – Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Ammarsjah Purba mengatakan, indikasi dan kecenderungan yang dilakukan aparat negara saat ini memang belum seperti zaman Orde Baru (Orba) tapi tanda-tandanya sudah mengarah seperti Orba.
“Contohnya mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mendapatkan intimidasi dari aparat kepolisian dengan mendatangi rumah dan meminta keterangan dari ibu mahasiswa tadi,” kata Ammarsjah Purba dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 9 November 2023.
Dia meneruskan, “Apa yang terjadi sama seperti yang dialami ibu saya dulu tahun 1998 diancam karena saya aktivis.”
Intimiasi itu tidak hanya dialami mahasiswa UI. Di Yogyakarta, enam orang polisi datang saat acara relawan Ganjar-Mahfud di kota tersebut.
Padahal sebelumnya relawan sudah memberikan informasi ada kegiatan di sana. Kegiatan semacam itu sifatnya hanya pemberitahuan dan bukan minta izin ke kepolisian.
Lalu hari Jumat pekan lalu, DPC PDI Perjuangan Pasuruan didatangai aparat kepolisian. Kejadian serupa juga dialami DPC PDI Perjuangan pada Rabu 8 November 2023.
“Sayang sekali aparat negara dipakai hanya untuk memata-matai semacam itu. Indonesia Jangan sampai masuk fase Neo orba yang kalau itu terjadi maka bisa lebih kejam dari orba,” kata dia.
Ammarsjah menjelaskan, TPN Ganjar-Mahfud akan membuat edaran di pos-pos kecil untuk jadi tempat pengaduan.
“Kalau ada aparat yang intimidasi dan curang maka videokan, laporkan, lalu viralkan. Ini satu bentuk perlawanan,” kata dia.
Untuk itu, Ammarsjah berharap kawan-kawan pers juga ikut menjaga demokrasi supaya tidak set back seperti masa lalu.
“Kalau ada kandidat yang menggunakan segala cara termasuk aparat negara untuk memenangkan satu kandidat maka hal ini terlalu besar pertaruhan untuk bangsa ini,” kata Ammarsjah Purba. (Gema)