JAKARTA, Koranmadura.com – Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto mengaku terus berdiskusi dan berbagi cerita dengan tim pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) tentang ancaman dan tekanan penguasa yang mereka alami.
“Kami juga membangun komunikasi dengan AMIN karena merasakan hal yang sama sehingga inilah yang kemudian kami luruskan supaya demokrasi berada di koridornya,” di sela-sela rapat konsolidasi Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud di Jakarta, Sabtu 18 November 2023.
Di acara tersebut, hadir seluruh Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud dari 38 provinsi.
Hasto lebih lanjut mengungkapkan, “(Diskusi dengan kubu AMIN juga dilakukan agar) demokrasi berada pada rakyat yang mengambil keputusan bukan pada elite dan itu harus dibangun suatu narasi bagi masa depan.”
Hasto mengaku, pihaknya selalu mendapat tekanan dari penguasa. “Tekanan ada, apalagi ini juga berkaitan, ya. Kalau kita lihat konstitusi saja bisa diintervensi, padahal lembaga yudikatif, apalagi yang lain,” kata Hasto.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini mencontohkan tekanan dan intimidasi yang dilakukan penguasa di antaranya adalah intimidasi terhadap Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya. Yunarto mengalami karena memotret fakta elektabilitas Ganjar-Mahfud meninggi.
Tekanan serupa juga dialami oleh pegiat media sosial Ulin Ni’am Yusron. Hasto juga mengaku mendapat tekanan bersama rekan separtainya, Adian Napitupulu.
“Jadi, berbagai sinyal itu sudah ada. Tetapi bagi kami politik itu digerakkan pada keyakinan untuk masa depan bangsa dan negara, dan berakar kuat pada sejarah bagaimana kekuasaan itu untuk rakyat, bagaimana reformasi memang untuk menggelorakan semangat antikolusi, nepotisme, dan korupsi,” jelas Hasto.
Menurut Hasto, tekanan tidak membuat pendukung Ganjar-Mahfud dan penyuara kebenaran takut. Tekanan itu justru membuat mereka semakin kokoh.
Dia mengatakan putra Proklamator RI Bung Karno, Guntur Soekarnoputra juga adanya gerakan perlawanan itu.
“Buktinya rakyat memberikan dukungan. Ketika ada tekanan pencopotan baliho Pak Ganjar-Prof Mahfud, rakyat menyediakan rumahnya. Ini, kan, the essence of people movement. Ini yang kemudian nampak berbeda dengan yang lain,” jelas Hasto. (Gema)