Foto yang memperlihatkan di punggung Gibran ada kotak, yang ditengarai sebagai perangkat alat bantu pengarah bertebaran di media sosial.
Semua memang belum jelas. KPU sendiri membantah dan menyebut Roy Suryo menyebar fitnah.
Tidak terima disebut menfitnah Roy Suryo menegaskan akan menggugat KPU.
Menengahi berbagai spekulasi itu, banyak kalangan meminta perlu ada investigasi agar semua jelas dan tidak menimbulkan prasangka.
Pada debat berikutnya disarankan semua peserta agar digeledah sehingga tidak menimbulkan berbagai spekulasi.
Selain masalah ‘gugatan’ soal teknis, sorotan masyarakat sangat kencang terhadap berbagai pernyataan Gibran, yang dianggap banyak berbohong.
Yang pertama, saat menanggapi Mahfud MD soal investor di IKN, yang disebut Gibran sudah ada.
Padahal, faktanya, sampai hari ini seperti ditegaskan Presiden Jokowi, belum ada satupun investor dari luar.
Gibran mengelak dengan menyebut Agung Sedayu dan Mayapada yang sama sekali tidak kontekstual sesuai pernyataan Mahfud MD.
Apalagi seperti ditegaskan Ketua Banggar DPR-RI masih Letter of Intent (LoI) atau sebatas pernyataan komitmen yang belum mewujud dalam aksi investasi seperti yang selama ini digembar-gemborkan ke publik.
Kebohongan Gibran lainnya menanggapi pertanyaan Cak Imin tentang ‘keanehan’ kepemimpinan di Solo, kok demikian banyak mendapat proyek dari pusat.
Gibran menjawab, sebelum dia menjadi walikota disebut lebih banyak.