BOGOR, Koranmadura.com – Calon presiden (Capres) Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo menilai, perlunya kejujuran, integritas, dan penyuluhan kepada masyarakat dalam mengatasi kelangkaan pupuk.
Hal itu diungkapkan Ganjar Pranowo di hadapan peserta Food & Agriculture Summit II dan Dialog Calon Presiden RI 2024-2029, yang diadakan Himpunan Alumni IPB di IPB International Convention Center, pada Selasa 19 Desember 2023.
Ganjar mengungkapkan, setelah debat perdana capres yang menyinggung pupuk, pemerintah memberikan informasi kepada masyarakat bahwa pupuk aman dan tersedia. Namun realitanya berbeda sekali.
Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan integritas dan kejujuran dalam mengatasi isu pupuk ini.
Sebab, disparitas antara subsidi untuk lahan kurang dari dua hektare dan yang lebih besar, justru menciptakan potensi untuk terjadinya penyelundupan.
“Kenapa pupuk langka? Karena satu subsidi, satu tidak subsidi. Subsidi dasarnya adalah lahan maksimum dua hektare. Maka penyelundupan bisa dilakukan dengan sangat mudah,” kata Ganjar.
Dia meneruskan, “Jika saya juragan, maka saya akan sewa tanah yang kurang dari dua hektare, 1,9-1,5, tapi saya bisa punya 100 hektare. Saya bisa dapat subsidi enggak? Kalau basisnya itu, bisa dapat.”
Masalah pupuk ini mengemuka pada debat pertama Capres pertama pekan lalu. Ketika itu, Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto menanyakan masalah kelangkaan pupuk di Jawa Tengah semasa Ganjar menjadi gubernur.
Pertanyaan ini sesungguhnya berada di luar konteks pembahasan tentang kelompok terpinggirkan. Namun Prabowo menilai, petani juga masuk dalam kelompok ini.
Kemudian keesokan harinya, Presiden Jokowi langsung turun ke Jawa Tengah dan membagi pupuk kepada para petani. (Gema)