JAKARTA, Koranmadura.com – Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo menyambangi wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat 1 Desember 2023.
Salah satu tempat yang dikunjunginya di Kupang, Ibu Kota NTT adalah Sinode Gereja Kupang. Di sana Ganjar berbicara tentang masalah perdagangan orang yang kebanyakan korbannya adalah warga NTT.
Menurut Ganjar, mengatasi kejahatan perdagangan orang ini perlu kerja sama pemerintah daerah dan aparat penegak hukum. Itu dia lakukan saat memimpin Jawa Tengah selama 10 tahun.
“Kami pernah menangani (TPPO) kebetulan dari NTT. Dia di Semarang di latih kerja, alasan akan dikirim ke salah satu tempat di Indonesia, tapi ternyata trafficking,TPPO,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar kerja sama pemerintah daerah dan aparat penegak hukum perlu diperkuat untuk menangani kasus-kasus TPPO ini.
“Maka kita handle dan ini penting, partisipasi satu antara pemerintah daerah dan penegak hukum. Butuh kerja sama antara penegakan hukum dengan pemerintah daerah, kita siapkan shelter-shelter yang menangani dan tentu laporan masyarakat,” paparnya.
Sehubungan dengan itu, kata Ganjar, pemerintah daerah harus menyediakan layanan-layanan khusus bagi masyarakat untuk melaporkan tindak pidana perdagangan orang ini. Dan, begitu menerima laporan masyarakat, pemerintah daerah bersama aparat penegak hukum harus bertindak cepat.
“Betul-betul mesti ada satu layanan yang masyarakat bisa melapor, sehingga kita bisa merespons dengan cepat. Musti ada kesadaran di publik untuk satu mau melaporkan, dua mau bertindak dengan cepat,” tuturnya.
Dia meneruskan, “Saya ceritakan pengalaman kami menangani itu, kebetulan dari warga NTT dan sudah selesai, sudah diputus. Maka ya kita meski tegas soal itu (TPPO),” pungkas Ganjar.
Ganjar Pranowo adalah Capres yang diajukan oleh PDI Perjuangan. Dia berpasangan dengan Mahfud MD sebagai calon wakil presiden (Cawapres).
Keduanya disokong oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo. (Gema)