SUMENEP, koranmadura.com – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, MH Said Abdullah, menyebut pihaknya akan memperjuangkan agar pengelolaan Dana Abadi Pesantren ke depan bisa menyentuh pondok pesantren (ponpes) menengah ke bawah.
Ketua Badan Anggaran DPR RI ini menyebut program Dana Abadi Pesantren saat ini sudah berjalan karena memang Undang-Undangnya sudah ada.
“Dana Abadi Pesantren Undang-Undangnya sudah di-dok pada tahun 2021. Sehingga Dana Abadi Pesantren sudah dimaksukkan dalam anggaran, tidak terpisahkan dari Dana Abadi Pendidikan,” ujarnya.
Hanya saja, sambung dia, program Dana Abadi Pesantren tersebut sejauh ini memang baru menyentuh pada aras beasiswa untuk para santri lewat Kementerian Agama.
Oleh karena itu, dia berharap ke depan bisa menjadi target dari Badan Anggaran DPR RI, utama dari Fraksi PDI Perjuangan, agar Dana Abadi Pesantren bisa menyentuh pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya pesantren menengah ke bawah.
“Nantinya kami berharap, bisa menjadi target dari Badan Anggaran DPR RI, utama dari Fraksi PDI Perjuangan, agar dalam kurun lima tahun, Dana Abadi Pesantren bisa menyentuh pesantren-pesantren kita, khususnya pesantren menengah ke bawah,” papar dia.
Menurut pria yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan ini, hal tersebut sangat penting karena memang sangat dibutuhkan oleh pesantren, khususnya yang menengah ke bawah.
Semua itu disampaikan Said usai temu sapa dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR RI dengan para tokoh masyarakat, pengasuh musalah atau guru ngaji dan ketua kelompok tani di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang mencakup empat kecamatan, yaitu Dungkek, Batang-Batang, Baruputih dan Manding.
Dalam acara tersebut, Said juga menunjukkan kepeduliannya kepada para guru ngaji karena memang sudah selayaknya mendapat perhatian dari para pihak yang memiliki kemampuan dan kepedulian, lebih-lebih pemerintah.
Menurutnya, peran guru ngaji yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat karena mereka yang telah mendidik generasi bangsa, khususnya dalam bidang keagamaan.
“Mereka (para guru ngaji) dengan ikhlas selalu mengajari anak-anak kita pendidikan agama, minimal tahu mengaji. Maka sudah sepatutnya mereka mendapat perhatian serius,” ujar dia.
Sebagai ungkapan terima kasihnya kepada para pengasuh musalah atau guru ngaji, dia memberikan bantuan kepada mereka masing-masing Rp2 juta rupiah.
“Terserah, bantuan itu mau dibuat apa oleh para pengasuh musalah. Yang penting, jangan sampai jadi fitnah yang macam-macam,” kata Said.
Dalam kesempatan tersebut, Politisi senior PDI Perjuangan asal Sumenep ini juga memberikan bantuan kepada para ketua kelompok tani dengan nominal yang sama.
Said yang hadir didampingi istrinya, Khalida Ayu Winarti, mengawali acara temu sapa bersama masyarakat dengan memberikan santunan kepada anak-anak yatim. FATHOL ALIF