SURABAYA, Koranmadura.com – Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani hadir dalam Doa dan Shalawat untuk Keselamatan Bangsa di Pasuruan, Jawa Timur, Minggu 21 Januari 2024 malam WIB.
Doa ini digelar menjelang penyelenggaraan Pemilu 2024 pada 14 Februari mendatang di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Bayt Al Hikmah, Pasuruan, Jawa Timur dan dipimpin Kiai Idris Hamid.
Dalam sambutannya, Puan Maharani yang juga Ketua DPR RI ini mengajak semua pihak untuk menjunjung tinggi etika dalam pelaksanaan pesta demokrasi rakyat itu.
“Kita ada di sini untuk berdoa bersama agar diberi keberkahan, keselamatan menjelang Pemilu yang tinggal 23 hari lagi,” kata Puan.
Dia meneruskan, “Pada tanggal 14 Februari 2024, rakyat akan memberikan mandatnya, menitipkan harapannya, menyerahkan aspirasinya untuk Indonesia yang lebih baik.”
“Di dalam setiap suara rakyat ada doa mereka agar kehidupan menjadi lebih baik dan diperjuangkan oleh para anggota Dewan serta Presiden dan Wakil Presiden terpilih nantinya. Mandat rakyat adalah doa bagi bangsa dan negara,” lanjut Puan.
Perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR itu mengimbau masyarakat dan semua pihak yang terlibat dalam Pemilu 2024 untuk terus mengedepankan persatuan dan kesatuan meski berbeda pilihan.
“Saya mengajak kepada semua pihak untuk mengikuti dan melaksanakan pemilu serentak tahun 2024 ini dengan penuh tanggung jawab, menjunjung tinggi etika dan hukum serta senantiasa menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa,” tutur Puan.
Sebab, kata Puan, masyarakat ingin agar Indonesia terus dilimpahi keberkahan dan kedamaian meski sedang berada dalam kontestasi memilih pimpinan negara. Puan mengajak seluruh elemen bangsa tetap bergandengan tangan.
“Pemilu hanya sesaat tapi Indonesia harus tetap kita jaga,” pesannya.
Puan juga meminta semua pihak untuk menggunakan cara bermartabat saat memperjuangkan pilihannya di Pemilu 2024. Ia lalu menyinggung soal munculnya banyak hoax atau berita bohong, termasuk yang ditujukan untuk PDIP.
“Bener nggak kalau PDI Perjuangan menang lagi lantas pesantren akan ditutup? Tidak benar, itu hoax,” tegas Puan.
Mantan Menko PMK itu pun mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan presiden yang dicalonkan PDI Perjuangan. Puan menyebut, tak pernah ada larangan bagi pesantren selama Jokowi memimpin Indonesia.
“Presiden Jokowi itu presiden yang dicalonkan PDI Perjuangan. Tapi itu dulu. Sampai sekarang pesantren nggak ditutup kan? Orang shalawatan tetap kan? tidak dilarang,” tukasnya.
“Insyaallah kalau nanti PDIP kembali bisa punya presiden dan wakil presiden, pengajian dan Pesantren ya tetap diperbolehkan,” imbuh Puan.
Puan juga menyatakan, PDI Perjuangan terus mendukung kemajuan pesantren dan kesejahteraan ulama maupun para santri, termasuk lewat dana abadi pesantrean yang sudah disetuji Fraksi PDI Perjuangan di DPR pada 2019.
“Jadi nggak benar kalau dana abadi itu hanya milik satu calon presiden,” tambah cucu Bung Karno tersebut.
Puan berharap, para tokoh dan pimpinan tetap memberikan teladan kepada rakyat untuk terus menjaga persaudaraan meski dinamika politik memanas jelang pelaksanaan Pemilu 2024.
Masyarakat juga diajak untuk tidak gampang percaya terhadap informasi yang menyesatkan agar suasana tetap adem.
“Jelang pemilu ini harus adem, ayem, damai. Tunjukan pilihannya, untuk cari pemimpin yang amanah, peduli dengan umatnya. Pemimpin yang merangkul seluruh lapisan masyarakat,” lanjutnya.
Puan juga mengingatkan, pesta demokrasi ditujukan untuk mencari pemimpin terbaik yang dapat membawa Indonesia lebih maju.
Oleh karenanya dibutuhkan gotong royong untuk memastikan pelaksanaan Pemilu 2024 dapat berjalan dengan lancar dan kondusif.
“Dengan bergotong-royong mari kita menangkan rakyat di Pemilu 2024,” tutup Puan. (Gema)