BANDAR LAMPUNG, Koranmadura.com – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD adalah Capres dan Cawapres rakyat. Karena itu, Ganjar-Mahfud adalah kita.
Pasalnya, mereka berasal dari rakyat dan lahir dari orang tua yang merupakan rakyat biasa. Orang tua mereka bukan dari golongan elite. Bukan pula anak presiden.
Hal ini disampaikan Hasto Kristiyanto saat kampanye terbuka di hadapan ribuan massa di Lapangan Kampung Sawah Brebes, Bandar Lampung, Minggu, 28 Januari 2024.
Kampanye ini juga dihadiri oleh penyanyi yang juga Caleg PDI Perjuangan Elfonda Mekel atau lebih populer dipanggil Once Mekel.
Ia ikut hadir bersama dengan suara emasnya. Once membuka penampilannya dengan lagu Kebyar-kebyar.
Ketua Tim Pemenangan Daerah Ganjar-Mahfud, Edward Syah Pernong, perwakilan tiga parpol pengusung Ganjar dan Ketua DPD PDIP Sudin terlihat di panggung dan ikut menemani Hasto saat simulasi pencoblosan paslon nomor urut 3.
Dalam orasinya, Hasto menyampaikan salam tiga jari dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Dia menyebut Megawati selalu memikirkan bagaimana bangsa ini bisa hebat, bisa berdikari, bagaimana petaninya bisa makmur, bagaimana petaninya cukup pupuk, memiliki benih-benih unggul bagi membangun kedaulatan pangan kita.
“Untuk itu, Ibu Megawati telah menetapkan, dengan dukungan PPP, Perindo, Hanura dan PDI Perjuangan, serta dukungan para relawan terhadap seorang pemimpin yang betul-betul menjadi presiden rakyat, dia adalah Ganjar Pranowo,” kata Hasto.
“Jadi, Pak Ganjar adalah presiden rakyat. Pak Ganjar berpihak pada wong cilik. Kenapa? Karena Pak Ganjar berasal dari kita, Ganjar Pranowo adalah kita,” tegas Hasto.
Dia menambahkan, “Beliau dari kalangan rakyat biasa, Pak Ganjar bukan dari kalangan elite. Pak Ganjar dari rakyat dari saudara-saudara sekalian.”
Maka, lanjut Hasto, Megawati Soekarnoputri berpesan, memilih pemimpin itu harus hati-hati.
“Indonesia maju kalau perempuannya maju. Kenapa? Karena dari perempuan kita mempersiapkan anak-anak dari rahim ibu, agar gizinya cukup,” jelas Hasto.
Lebih jauh dia mengatakan, “Maka Pak Ganjar tahu, ketika Pak Ganjar blusukan di tengah rakyat, bahkan tidur di rumah-rumah rakyat, Pak Ganjar menerima dan mendengar masukan dari para ibu.”
“Betapa dari kandungan ibu-ibu akan lahir anak-anak yang sehat, yang pintar, yang hebat, apabila cukup gizi. Apabila bantuan dari negara tepat sasaran,” urai Hasto.
Dalam blusukan, kata Hasto lebih jauh, Ganjar melihat masih banyak anak yang belum mendapat kesempatan sekolah, masih banyak anak yang belum mendapatkan gizi yang cukup bagi kemajuan bangsa ini, sehingga Ganjar melihat bahwa bantuan-bantuan yang sering salah sasaran itu harus disempurnakan.
Ganjar tahu bahwa suara rakyat adalah kebenaran tertinggi dalam menentukan pemimpin masa depan.
Maka syaratnya Indonesia akan makmur apabila wong cilik diperhatikan terlebih dahulu, apabila wong cilik dari bayi bayi yang ada dalam kandungan mendapatkan gizi yang cukup terlebih dahulu.
Maka Kartu Pintar saja tidak cukup, Kartu Indonesia Sehat saja tidak cukup, PKH saja tidak cukup, Bansos, BLT semuanya penting bagi wong cilik.
“17 hari lagi menuru 14 Februari 2024, rakyatlah yang berdaulat menentukan pemimpinnya,” imbuh Hasto.
Dia meneruskan, “Maka 17 hari ke depan gunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk turun ke bawah, perkenankan lah KTP Sakti ini ketika saudara turun ke bawah, ketuklah pintu-pintu rakyat, karena kita tahu, bahwa yang namanya rakyat akan memilih pemimpin yang berprestasi, pemimpin yang jujur, pemimpin yang berasal dari rakyat, bukan dari kalangan elit.” (Gema)