Jakarta, Koranmadura.com – Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menilai demokrasi di Indonesia telah mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melanggengkan kekuasaannya dengan berbagai cara.
Wijayanto, Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi LP3ES, mengatakan bahwa upaya melanggengkan kekuasaan Jokowi sudah terlihat sejak lama.
Hal ini dapat dilihat dari wacana tiga periode, penundaan pemilu, hingga pembajakan Mahkamah Konstitusi (MK) untuk meloloskan putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden.
“Setelah wacana tiga periode meredup, kita mendengar ada tunda pemilu. Jadi, upaya untuk melanggengkan kekuasan. Bisa dilihat jejak digitalnya, sudah sejak lama meskipun Presiden mengatakan menolak-menolak tapi tetap terjadi. Jadi, ada inkonsistensi antara tindakan dan perbuatan,” kata Wijayanto dalam diskusi virtual LP3ES bertajuk “Masa Depan Demokrasi Jika Dinasti Jokowi Menang”, pada Selasa (9/1).
Selain itu, Jokowi juga berupaya untuk menyandera lawan politiknya. Hal ini terlihat dari upaya pembegalan Partai Demokrat melalui KSP Moeldoko, pergantian Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, hingga intervensi Partai Golkar, PAN, dan PKS.
“Ada upaya pelemahan lawan-lawan politiknya. Presiden melalukan intervensi pemilihan ketum partai di berbagai partai, supaya kemudian terpilih ketua baru yang memihak. Meskipun sebagian berhasil sebagian tidak,” kata Wijayanto.
Wijayanto menilai bahwa praktik dan upaya melanggengkan kekuasaan Jokowi telah membawa demokrasi pada kehancuran.
Ia mempertanyakan apakah demokrasi di Indonesia harus menunggu hingga benar-benar mati sebelum masyarakat menyadari tanda-tanda kematian demokrasi. (Icel)