JAKARTA, Koranmadura.com – Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menyambut positif rencana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menguji komitmen pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) dalam pemberantasan korupsi.
“Saya berharap, tiga Paslon (pasangan calon) dapat mengungkapkan gagasan-gagasannya dalam membangun budaya antikorupsi di kalangan aparatur negara,” kata Bambang di Jakarta, Senin 15 Januari 2024.
Rencananya, KPK menggelar acara bertajuk “Penguatan Anti-Korupsi bagi Penyelenggara Negara ber-Integritas” (Paku Integritas), di Gedung KPK Jakarta pada Rabu 17 Januari 2024.
Pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD sudah menyatakan siap menghadiri acara tersebut.
Menurut Bambang, korupsi kerap dipicu perilaku hedon para atasan lembaga penegak hukum. Perilaku ini, ujarnya, menyebabkan timbul keinginan untuk bertindak korup.
“Hal ini juga, termasuk bagaimana membangun sistem pengawasan yang kuat sehingga tidak semua tanggung jawab dikembalikan kepada Presiden,” kata Bambang.
Pada Debat Kedua yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pada 22 Desember 2023, Cawapres Nomor Urut 3, Mahfud MD secara terbuka mengungkapkan bahwa korupsi yang merajalela di Indonesia menyebabkan perekonomian negara tidak pernah tumbuh hingga 7%.
“Ternyata akar masalahnya, korupsi dan inefisiensi tumbuh di sektor pertumbuhan ekonomi, konsumsi, belanja pemerintah, ekspor, impor, dan investasi,” jelas Mahfud.
Berdasarkan laporan Transparency International (TI), korupsi terjadi di lembaga-lembaga negara, baik legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Bambang mengapresiasi gagasan pasangan Ganjar-Mahfud untuk memberangus segala bentuk korupsi dan birokrasi berbelit-belit, yang dicanangkan melalui Program Unggulan KTP Sakti berbasis digital.
Data yang terintegrasi, KTP Sakti akan memastikan bahwa subsidi negara disalurkan tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan.
Legenda Antikorupsi
Ganjar-Mahfud juga sepakat bahwa budaya antikorupsi harus dimulai sejak usia dini melalui pendidikan budi pekerti dengan porsi yang lebih banyak dari sebelumnya.
Pendidikan budi pekerti diyakini akan menjadi modal bagi seorang anak untuk tumbuh menjadi pribadi berintegritas, tidak berperilaku korup, dan curang saat terjun ke masyarakat.
Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo di berbagai kesempatan kerap mengungkapkan kerinduannya kepada sosok almarhum Jenderal Hoegeng Iman Santoso.
Jenderal Hoegeng yang pernah menjabat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), tahun 1968-1971, sangat memegang teguh nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan antikorupsi.
Sosok Jenderal Hoegeng begitu melekat dalam pribadi Ganjar, mengingatkan masa kecil Gubernur Jawa Tengah dua periode itu adalah seorang anak polisi berpangkat rendah.
Ganjar percaya masih banyak polisi yang hidup sederhana dan mengayomi masyarakat seperti dilakukan Jenderal Hoegeng.
Ia berharap gaya hidup Jenderal Hoegeng layak diaplikasikan sebagai etos kerja di semua lembaga negara.
Lebih lanjut, Bambang juga menyoroti legacy Jenderal Hoegeng yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai etika, kesederhanaan, dan antikorupsi.
“Legacy ini bisa saja diaplikasikan ke seluruh lembaga negara, dengan menyentuh nilai-nilai dan etika organisasi,” ujar Bambang.
Dia meneruskan, “Jangan sampai legacy Jenderal Hoegeng diinvolusi menjadi sekadar simbol atau seremoni seperti yang terjadi saat ini. Ada penghargaan mengatasnamakan Jenderal Hoegeng, tapi tidak menyentuh nilai-nilai dan etika organisasi.”
“Penghargaan digelar, tapi perilaku hedon tetap dilakukan para atasan di lembaga penegak hukum,” pungkasnya. (Gema)