SUMENEP, koranmadura.com – Jumlah sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, berkurang setelah 17 sekolah terpaksa di-regroping atau digabung dengan sekolah lain.
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep Ardiansyah mengatakan penggabungan tersebut merupakan langkah yang tidak terhindarkan karena 17 sekolah dimaksud memiliki jumlah siswa di bawah ambang batas minimal yang ditetapkan.
“Sampai dengan tahun 2023, jumlah SDN kita berkurang sebanyak 17 sekolah,” ujar pria yang akrab disap Ardi itu.
Sebelumnya, jumlah sekolah dasar di bawah naungan Disdik Sumenep mencapai 661 sekolah. Namun, dengan adanya penggabungan, kini tinggal 634 sekolah saja.
Ardi menjabarkan penggabungan sekolah dilakukan setelah melalui analisa yang matang tentang kondisi masing-masing sekolah dan dirapatkan di tingkat pimpinan.
“Penggabungan ini demi efektivitas dan efisiensi, namun tetap mempertimbangkan layanan pendidikan di masing-masing desa,” ujarnya.
Dia juga menegaskan, bahwa meski ada penggabungan layanan pendidikan dasar di daerah sekolah dimaksud dipastikan tidak terganggu. Sebab, siswanya langsung dipindahkan ke sekolah dasar terdekat.
“Positifnya dari regroping ini, sekolah tujuan penggabungan mengalami penambahan siswa dari sekolah yang digabung. Siswa-siswa tersebut statusnya langsung mutasi,” tambah Ardi. (FATHOL ALIF/DIK)