Jakarta, Koranmadura.com – Panelis debat kelima Pilpres 2024, Paschalis Maria Laksono, menilai bahwa Ganjar Pranowo adalah satu-satunya calon presiden yang mampu menyelami ranah inspirasi untuk kehidupan bersama di tengah kasus seniman Butet Kartaredjasa.
“Hanya paslon 3 (Ganjar) mampu menyelami ranah gagasan atau ranah inspirasi untuk kehidupan bersama meski dengan kasus proses kreasi seni (Butet) yang terbelenggu,” ujar Laksono di Jakarta, Senin (5/2).
Guru Besar Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada itu pun menilai pengertian tentang kebudayaan masih terlalu dangkal dan terbatas pada urusan material. Oleh karena itu, dia menilai jawaban Ganjar nyaris sempurna saat merespons tema kebudayaan saat debat berlangsung.
“Kalau yang jawabannya nyaris sempurna atas pertanyaan saya hanya nomor tiga (Ganjar),” katanya.
Sebelumnya, pada debat terakhir Pilpres 2024 yang diadakan di Balai Sidang Jakarta pada Minggu (4/2) malam, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa birokrat cukup memfasilitasi kebutuhan pelaku seni sehingga mereka dapat fokus mengerjakan tugasnya.
“Birokrat itu cukup fasilitasi saja. Para pelaku seni, budayawan, dialah yang mengerjakan. Maka budaya akan tumbuh dan pemerintah akan bisa melihat bagaimana proses kreatif itu berjalan. Apakah itu nyanyi, apakah filmmakers (pembuat film), apakah itu para pencipta, penulis buku. Semuanya,” kata Ganjar.
Selain itu, Ganjar mengatakan bahwa pemerintah harus melindungi pelaku seni dan tidak perlu takut dengan mereka. Dia juga menekankan bahwa pemerintah memerlukan kritik dari para pelaku seni, sehingga kebebasan berekspresi tetap diperlukan.
Debat kelima Pilpres 2024 mengangkat tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi. (Icel)