SUMENEP, koranmadura.com – Pondok Pesantren Anuqayah (PPA) Lubangsa Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur mengajak pesantren-pesantren di Madura untuk bersama-sama memerangi krisis sampah dengan menggelar Musyawarah Ekopesantren se-Madura.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Lubangsa ini merupakan salah satu langkah proaktif PPA Lubangsa dalam menangani krisis sampah yang semakin mengancam lingkungan.
Musyawarah yang secara teknis diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jatian, sebuah unit khusus untuk pengelolaan sampah di lingkungan PPA Lubangsa, mengusung tema ‘Manajemen Pengelolaan Sampah di Pesantren’.
Ketua Pengurus PPA Lubangsa Moh. Faird mengatakan bahwa musyawarah ini bertujuan untuk mengajak pesantren-pesantren di Madura agar memiliki komitmen yang sama dalam mengatasi permasalahan sampah yang kian memburuk.
“Sampah masih menjadi permasalahan tak berkesudahan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan, negara-negara maju yang memiliki sistem pengelolaan sampah paling mutakhir sekalipun, belum mampu menyelesaikan persoalan sampahnya sendiri dan harus mengirimkan sampahnya ke negara-negara berkembang,” ujarnya, Sabtu, 2 Maret 2024.
Dalam musyawarah kali ini, hadir sebagai pembicara ahli adalah Wahyudi Anggoro Hadi, seorang lurah teladan asal Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, yang telah lama menjadi mentor Lubangsa dan memiliki reputasi nasional dalam penanganan sampah.
Selain itu, pembicara lainnya adalah K. Muhammad Musthafa, pengasuh Ponpes Annuqayah Karang Jati, yang juga memiliki segudang pengalaman dalam menginisiasi penanganan sampah di lingkungan masyarakat.
Usai mengikuti musyawarah, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi UPT Jatian PPA Lubangsa guna melihat langsung proses pengelolaan sampah di sana. (FATHOL ALIF/DIK)