KORANMADURA.com – Setelah pertandingan berakhir imbang 2-2 dan berlanjut ke adu penalti yang menegangkan, Korea Selatan akhirnya harus menyerah. Shin Tae-yong pun dipuji atas penampilannya.
Bagi saya, pertandingan ini melampaui sekadar olahraga, melainkan merupakan diplomasi tingkat tinggi yang tidak terlihat secara langsung.
Shin Tae-yong dikenal sebagai orang Korea dan dikabarkan pernah menjadi bagian dari tim pelatih timnas negaranya. Tugasnya untuk melawan tim dari negaranya sendiri tidaklah mudah, mengingat cinta tanah air yang mendalam. Namun, sebagai pelatih timnas Indonesia, ia harus menjaga profesionalisme. Meskipun mungkin akan dikritik di negaranya sendiri, ia harus menahan nasionalismenya.
Namun, pandangan ini hanya sekadar sudut pandang umum. Dalam perspektif diplomasi antar negara, kemenangan Shin Tae-yong bersama timnas Indonesia jauh lebih penting bagi Korea Selatan.
Mengapa demikian? Kekalahan Indonesia bisa menimbulkan kemarahan dari sekitar 300 juta penduduknya terhadap Korea Selatan sebagai negara, bukan hanya sebagai lawan dalam pertandingan. Hal ini dapat merusak hubungan perdagangan dan citra Korea Selatan yang telah dibangun melalui drakor dan budaya populer.
Namun, jika timnas Indonesia menang, seperti yang terjadi, Korea Selatan sebagai negara tidak akan kehilangan banyak hal. Shin Tae-yong, warga negara Korea Selatan, yang membawa kemenangan. Kegagalan dalam pertandingan mungkin hanya mengecewakan warga Korea sendiri, yang tidak terlalu memengaruhi upaya besar seperti internasionalisasi Korea Selatan.
Saya juga bertanya-tanya, apakah Shin Tae-yong mendapatkan bonus dari pemerintah Korea Selatan atas keberhasilannya membawa timnas Indonesia meraih kemenangan?
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Hyundai, pabrikan mobil asal Korea Selatan, memberinya dua unit mobil sebagai hadiah. 😊
(BETH)