SUMENEP, koranmadura.com – Menjelang Hari Raya Idul Adha, harga sapi kurban di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Sumenep, Madura, mulai merangkak naik. Tingginya permintaan dari warga yang ingin membeli sapi untuk kurban menjadi salah satu faktor utama kenaikan harga ini.
Untuk menyiasati harga sapi yang mulai naik jelang Idul Adha, sejumlah warga lebih memilih membeli sapi di pasar hewan daripada yang dijual di stand hewan kurban.
Di Kabupaten Sumenep, pasar hewan Desa Pamolokan menjadi pilihan utama warga untuk berburu sapi kurban. Setiap akhir pekan, pasar ini dipadati penjual sapi dari berbagai daerah. Mereka menjual berbagai jenis sapi, baik untuk kurban maupun peliharaan.
Salah satu warga yang membeli sapi di pasar tersebut, Ahmad mengatakan harga sapi di pasar jauh lebih murah dibandingkan di stand khusus kurban, dengan selisih harga mencapai dua hingga tiga juta rupiah per ekor.
Menurutnya, di pasar, harga sapi bervariasi mulai dari empat belas juta hingga dua puluh juta rupiah, tergantung ukuran.
“Kebanyakan itu orang banyak membeli di pasar karena harganya lebih murah, kisaran enam belas sampai dua puluh. Berkisar dua juta ke tiga juta selisihnya. Kalau harga di pasar lima belas juta, di sana (stand hewan kurban) bisa delapan belas karena, kan, masih merawat,” ujarnya.
Selain harganya yang lebih murah, Ahmad mengaku lebih puas beli sapi di pasar karena lebih banyak pilihan. “Lebih puas itu di pasar, karena banyak pilihan,” ungkapnya.
Meski harga sapi saat ini mulai naik, namun jika dibandingkan dengan tahun lalu harganya saat ini lebih murah. Hal ini disebabkan momen Idul Adha yang berbarengan dengan musim tanam tembakau, di mana banyak petani menjual sapi mereka untuk modal menanam tembakau.
“Harga sapi tahun ini turun kalau dibandingkan dengan momen Idul Adha tahun lalu. Karena sekarang banyak orang menanam tembakau dan membutuhkan modal, sehingga mereka menjual sapi. Yang jual sapi banyak sekarang,” kata salah seorang penjual sapi, Syukri. FATHOL ALIF