KPU Sumenep Pilih Kucing Busok Sebagai Maskot Pilkada 2024, Ini Maknanya
SUMENEP, koranmadura.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menetapkan kucing busok, satwa endemik dari Pulau Raas, sebagai maskot Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Komisioner KPU Sumenep, Rafiqi, menjelaskan bahwa sebelumnya pihaknya membentuk tim khusus untuk merumuskan maskot Pilkada Sumenep 2024.
Tim ini bekerja menyiapkan opsi maskot dengan alasan yang kuat untuk diajukan ke KPU Sumenep. Dari dua opsi yang dibuat, akhirnya dipilih kucing busok, yang kemudian diberi nama ‘Si Busok’.
Kucing busok adalah ras kucing domestik yang hanya ditemukan di Pulau Raas, Sumenep. Kucing ini dikenal dengan bulu abu-abu polos dan mata tajam, serta bentuk wajah dan telinga yang menyerupai leopard dan kucing hutan.
Selain dikenal sebagai kucing Raas, kucing ini juga disebut sebagai kucing Madura oleh para pencinta kucing nasional.
Dalam desain maskot Pilkada Sumenep 2024, “Si Busok” digambarkan memegang paku dan surat suara. Paku melambangkan tindakan mencoblos dalam pemilihan, sementara surat suara bertuliskan hari ‘H’ Pilkada, yakni Rabu, 27 November 2024.
Nama ‘Si Busok’ sendiri merupakan akronim dari ‘Siap Bebas Umum Serentak Orientasi Kesejahteraan’, yang mengingatkan pentingnya Pilkada untuk menghasilkan pemimpin yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Selain maskot, KPU Sumenep juga menetapkan “Rampak Naong” sebagai tagline Pilkada serentak 2024. “Rampak Naong” sendiri merupakan salah satu falsafah masyarakat Madura. Lengkapnya, falsafah ini berbunyi, “rampak naong, beringin korong”. Secara bebas, falsafah ini memiliki arti kira-kira, “rindang dan teduh”.
Maskot dan tagline pilkada 2024 itu berkorelasi dan memiliki kesinambungan makna dan harapan yang diinginkan oleh KPU Sumenep dan masyarakat.
“Kami ingin Pilkada Sumenep 2024 menjadi momen harmonis bagi warga untuk bersama-sama memilih atau menghasilkan pemimpin yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Perbedaan pilihan itu pasti, akan tetapi tetap rukun dalam kehidupan bermasyarakat,” tuturnya. (FATHOL ALIF/DIK)