SAMPANG, koranmadura.com – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Candra Romadhani Amin menyampaikan, berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) bahwa Kabupaten Sampang sebenarnya sudah masuk pada musim kemarau sejak Mei 2024 lalu dan musim El Nino sudah menghilang. Akan tetapi digantikan oleh La Nina atau kemarau basah.
“Kondisi sekarang El Nino sudah selesai sebenarnya. Namun karena kondisi angin dan atmosfir yang belum stabil, sehingga dimungkinkan masih akan terjadi hujan yang sifatnya lokal,” jelasnya, Selasa, 9 Juli 2024.
Menurutnya, La Nina merupakan fenomena suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah yang mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Akibatnya, fenomena tersebut akan mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
“Sebelumnya fenomena El Nino, dan sekarang ini fenomena La Nina. Nah La Nina ini yang dikenal dengan istilah pembawa air sehingga disebut kemarau basah,” paparnya.
Disinggung puncak musim kemarau 2024, Candra menegaskan, informasi dari BMKG, musim kemarau diperkirakan terjadi pada Agustus 2024 mendatang.
“Untuk saat ini, sebenarnya musim kemaraunya lebih pendek. Dan kemudian fenomena La Nina dimungkinkan akan terjadi hingga Agustus 2024 mendatang,” tegasnya. (Muhlis/SOE)