SAMPANG, koranmadura.com – Dalam menghadapi pemanasan global yang terus meningkat akibat efek rumah kaca, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Jawa Timur bekerja sama dengan Siap Siaga terus mendorong akselerasi program Desa Tangguh Bencana (Destana) dan integrasi program tersebut dalam perencanaan desa di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Wakil Ketua LPBI NU Jatim, Rurid Rudiyanto, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah mengajak masyarakat untuk mengenali potensi bencana dan masalah yang dihadapi di desa masing-masing melalui program Destana.
“Saat ini, desa-desa juga menghadapi dampak perubahan iklim, termasuk persoalan global seperti efek gas rumah kaca,” jelasnya pada Kamis, 24 Oktober 2024.
Rurid menegaskan bahwa kegiatan ini juga bertujuan mengidentifikasi persoalan global dan isu lintas wilayah, baik antar desa maupun antar daerah, sehingga kegiatan yang dilakukan tidak lagi bersifat individu, keluarga, atau komunitas, melainkan sebuah gerakan yang mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim dan mitigasi bencana di semua sektor.
“Masalah utama saat ini adalah peningkatan intensitas bencana. Oleh karena itu, masyarakat perlu memiliki strategi agar dapat mandiri dalam menghadapi bencana,” tambahnya.
Dalam kegiatan ini, LPBI NU Jatim melibatkan sembilan desa yang sudah dibentuk menjadi Destana melalui program LPBI NU-Siap Siaga, serta beberapa desa dan kelurahan yang telah dijadikan Destana oleh BPBD Jawa Timur dan Kabupaten Sampang. Pemerintah desa, kelurahan, dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti BPBD, DPMD, dan Dinsos Kabupaten, juga turut hadir untuk memperkuat sinergi.
“Kami menyatukan isu lintas kawasan dan kerentanan yang dihadapi, termasuk aspek gender, disabilitas, dan inklusi sosial (gedsi). Kami juga mengenalkan kekuatan, potensi, serta kelemahan masing-masing desa, untuk kemudian merumuskan strategi program ke depan,” pungkasnya. (MUHLIS/DIK)