SUMENEP, koranmadura.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menggelar Festival Ketupat 2026 di Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk, untuk melestarikan tradisi Lebaran Ketupat serta lebih mengenalkan objek wisata Pantai Slopeng kepada masyarakat luas.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo yang hadir langsung dalam acara tersebut menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan tahunan ini.
“Tradisi lebaran ketupat tidak hanya soal makan ketupat, tetapi tentang membangun kebersamaan, memperkuat persaudaraan dengan sahabat, rekan, dan keluarga,” ujar Bupati Fauzi, Senin, 7 April 2025.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep ini menambahkan, setiap agenda dalam Calendar of Event Pemkab Sumenep memang selalu mengandung muatan budaya, sejarah, dan pendidikan.
Namun, sambungnya, yang lebih penting, event-event tersebut juga harus didesain agar berdampak langsung terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.
“Kita selalu libatkan pelaku UMKM dalam setiap event. Jadi selain menjaga budaya, kita juga ingin gerakkan ekonomi lokal,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan menyebut bahwa Festival Ketupat di Pantai Slopeng tahun ini menjadi yang pertama kali diselenggarakan di lokasi wisata tersebut.
“Kami ingin mengangkat kembali semangat tradisi ketupat dan mengenalkan Pantai Slopeng sebagai destinasi wisata unggulan di Sumenep,” ujarnya.
Dalam Festival Ketupat 2025 ini, masyarakat disuguhkan beragam kegiatan menarik seperti Lomba Merangkai Ketupat, Lomba Menu Ketupat, Topa’ Lobar, hingga pertunjukan seni dan budaya khas Madura.
Pantauan di lokasi, ribuan pengunjung memadati area Pantai Slopeng. Mereka datang untuk menikmati suasana lebaran ketupat sekaligus menyaksikan penampilan seni budaya di tepi pantai.
Adi Sucipto, salah satu pengunjung mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, Festival Ketupat bisa menjadi cara efektif untuk memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda maupun wisatawan.
“Acara seperti ini sangat luar biasa. Selain hiburan, juga menjadi edukasi budaya bagi masyarakat,” ujarnya. (FATHOL ALIF)