BATU, koranmadura.com – Madura itu kaya dan istimewa, bahkan bisa dikatakan ‘duduk’ di atas ladang minya dan gas. Buktinya, di bawah pulau Madura terhampar ladang migas yang jumlahnya bisa mencapai miliaran kaki kubik. Namun, walaupun duduk di ladang migas, warga Madura masih tetap nestapa. Pembangunan juga dibiarkan begitu saja.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur Jatim Terpilih, Emil Elestianto Dardak mengakui bahwa Pulau Madura adalah salah satu daerah yang cukup istimewa. Namun, Emil menilai Madura masih berkembang biak dalam asbak. Masyarakatnya masih sekarat walaupun hidup di ladang migas.
Suami artis papan atas Arumi Bachsin itu melihat, ada yang kurang benar dalam mengalirkan dana CSR maupun PI yang melimpah tersebut.
“Seperti yang saya sampaikan, dana CSR melimpah, tetapi tak tepat sasaran. Ini yang harus kita lakukan, menelusuri benang kusut ini dengan sangat hati-hati. Tapi harus ada kemauan dan prioritas,” kata Emil saat diwawancarai oleh koranmadura.com usai mengisi Lokakarya Media Periode II SKK Migas Jabanusa di Hotel Golden Tulip Batu, Kamis, 9 Agustus 2018
Emil menambahkan bahwa ke depan, migas harus berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Lebih-lebih daerah penghasil.
“Benerin dulu lingkungannya, ekosistemnya bagus, insyaallah setiap rupiah yang mengalir di situ akan memberikan dampak yang lebih baik bagi kelangsungan hidup masyarakat di Madura,” jelas Emil
Namun, lanjut Emil, terlepas dari migas atau tidak, cita-cita Provinsi Jatim untuk Madura itu besar. Menurut Bupati Trenggalek itu, Madura tidak bisa diselesaikan hanya dengan mikir di meja kerja.
“Cita-cita Bu Khofifah untuk Madura itu besar. Makanya tidak hanya diselesaikan di meja kerja. Harus benar-benar berjibaku di lapangan, mendengarkan langsung, alami langsung, coba langsung, mungkin gagal bangun, gagal bangun, itu caranya,” jelas Emil.
Sepeti diketahui bahwa Madura itu adalah pulau yang istimewa. Bayangkan luas keseluruhan pulau Madura kurang lebih 5.168 kilometer (km), atau kurang lebih 10 persen luas Jawa Timur. Adapun panjang daratan kepulauannya dari ujung barat di Kamal sampai dengan ujung timur di Kalianget sekitar 180 km dan lebarnya berkisar 40 km.
Pulau yang biasa disebut dengan Pulau Garam ini terbagi dalam empat wilayah kabupaten. Kabupaten Bangkalan memilik luas wilayah 1.144, 75 km terbagi dalam 8 wilayah kecamatan, Kabupaten Sampang memiliki luas wilayah 1.321, 86 km, terbagi dalam 12 kecamatan, Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 844,19 km, yang terbagi dalam 13 kecamatan. Sementara Kabupaten Sumenep berluas 1.857,530 km, terbagi dalam 27 kecamatan yang tersebar di wilayah daratan dan kepulauan.
Dari empat Kabupaten itu, tiga Kabupaten di Madura, yakni Bangkalan, Sampang dan Sumenep merupakan daerah penghasil migas. Ada beberapa sumur bos migas yang dieksplorasi dan dieksploitasi. Bahkan 70 persen migas Jatim dipasok dari Madura.
Di Kabupaten Sumenep setidaknya ada beberapa perusahaan multi nasional yang sedang mengelola blok migas yang tersebar di beberapa kepulauan. Seperti di Kangean, Pagerungan Besar, Gili Genting, Pulau Sepanjang, dan Raas.
Sementara di Kabupaten Sampang sekitar ada 14 ladang minyak dan gas seperti Migas Oyong di lepas pantai Camplong, Sumur Jeruk di lepas pantai Sreseh, sumur Foram dan Pollen di lepas pantai Ketapang, sumur Gunung Eleh, dan Kecamatan Kedungdung.
Begitu juga di Bangkalan terdapat Blok Madura Offshore di lepas pantai Bangkalan dan Blok West Madura di Kecamatan Sepulu yang menghasilkan 14 ribu barel atau 113 juta kaki-kubik per hari. (SOE/VEM)