PROBOLINGGO, koranmadura.com – Pawai karnaval TK dan PAUD dalam rangka memperingati HUT ke-73 kemerdekaan RI menjadi viral. Pasalnya, salah satu kelompok peserta TK mengenakan jubah dan cadar sambil memegang senjata mainan.
Sejumlah warga menjepret dan mengabadikan dengan video anak-anak TK bercadar yang sambil memegang senjata tersebut dan membagikannya ke media sosial. Dalam video itu terlihat rombongan peserta TK tersebut melintas. Di depan barisan ada dua anak TK menunggang kuda mainan.
Di belakangnya berbaris anak-anak TK lain. Mereka mengenakan jubah dan cadar berwarna hitam. Di tangan mereka terpegang senjata laras panjang yang terbuat dari kertas. Apa yang disuguhkan TK tersebut menjadi perbincangan di media sosial.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Probolinggo, Muhammad Maskur mengaku, sudah mengetahui informasi tersebut. “Dari 158 peserta, hanya satu peserta yang mengenakan jubah dan cadar yakni TK Kartika V 69,” ujar Maskur kepada wartawan, Sabtu, 18 Agustus 2018.
Pihaknya telah memanggil kepala sekolah bersangkutan untuk meminta klarifikasi terkait penampilan tersebut. “Kami sudah panggil kepsek bersangkutan. Dan beliau menjelaskan bahwa penampilan itu, sekedar untuk hiburan dan tidak ada maksud negatif,” ujarnya.
Maskur mengatakan, Kepsek TK Kartika berjanji tidak akan mengulangi apa yang terjadi hari ini. Maskur menambahkan akan memanggil lagi kepala sekolah dan guru untuk penjelasan yang lebih lengkap. “Segera kami panggil lagi pihak TK bersangkutan bersama guru-gurunya,” tutup Maskur.
Sementara Hartatik (50), Kepala sekolah TK Kartika V-69 di bawah naungan Kodim 0820 Probolinggo, memberikan klarifikasi terkait pakaian yang dikenakan anak didiknya. Menurutnya, seragam yang dikenakan anak didiknya saat pawai budaya, bukan seragam baru, melainkan memfungsikan seragam lama yang dimiliki sekolahnya. “Untuk menghemat beban biaya wali muridnya,” ujar Hartatik secara terpisah.
Hartatik mengeaskan, tidak ada niatan untuk mengajarkan kekerasan ke anak didiknya, bahkan mengajari hal yang berbau teroris. Hartatik menyadari, jika kebijakan yang digunakan pihak sekloah dianggap keliru, dia minta maaf, karena tidak ada maksud lain.
“Anak-anak mengenakan seragam pawai bercadar dan menenteng senjata itu mengangkat tema ‘Perjuangan Bersama Rosulullah Untuk Meningkatkan Iman dan Taqwa’. Bukan menunjukkan hal yang berbau teroris yang dimaksud warganet, saya minta maaf kalau memang saya salah,” tegasnya.
Sementara, Supini (50), ketua panitia pawai budaya TK dan Paud se Kota Probolinggo, mengatakan, pawai budaya diikuti 158 peserta. Namun, hanya 1 peserta yang diangapnya salah kostum. Pihak panitian mengakui lalai karena tidak melakukan seleksi.
“Saya selaku ketua panitia minta maaf, merasa lalai tidak melakukan selektif peserta pawai budaya ini, dan akhirnya acara pawai budaya dari peserta menggunakan baju cadar bertema pasukan Rosulullah saat memerangi orang kafir,” jelasnya.
Diketahui, pawai karnaval TK dan PAUD se-Kota Probolinggo sendiri melintasi jalur protokol Kota Probolinggo, mulai Jalan Panglima Sudirman (depan Pemkot)-Jalan Suroyo-hingga Alun-alun Kota. (DETIK.com/ROS/DIK)