SUMENEP – Darul Hasyim Fath, warga asal Masalembu, menyatakan, kelangakaan BBM di daerahnya bukan semata-mata faktor alam. “Bagi saya bukanlah faktor alam, masak sepanjang hari dan sepanjang minggu terjadi cuaca ektrem, ini kan tidak masuk akal,” ungkapnya Selasa (3/9).
Menurut anggota Komisi A itu, semestinya pihak yang bertanggung jawab atas hal ini bergerak lebih cepat untuk mencari solusi dan menindaklanjuti hal ini. “Wakapolres sebagai ketua tim penanggulangan kelangkaan BBM misalnya, bisa langsung bergerak cepat dan proaktif menindaklanjuti. Saya pribadi mengaku apresiasi ketika aparat keamanana pernah menangkap BBM ilegal, namun pada tahap selanjutnya saya tidak pernah lagi mendengar kabar atas tindaklanjut penangkapan itu,” jelasnya.
Ia juga membantah atas pernyataan Wakil Bupati (Wabup) yang mengatakan bahwa kelangkaan BBM di kepulauan karena faktor cuaca. Jika itu salah satu penyebabnya Darul setuju, tetapi kalau faktor cuaca adalah penyebab utamanya, maka dalam pandangan Politisi PDI Perjuangan itu salah besar.
“Oleh karena itu, penting semuanya harus dipanggil, duduk bersama dan dimintai klarifikasi, karena tidak masuk akal jika disebabkan oleh faktor alam, saya tahu persis realitasnya seperti apa, karena saya satu bulan berada di Masalembu,” tegasnya.
Di Kepulauan Masalembu, kini harga BBM sudah tembus Rp 20 ribu perliternya. Dan bagi Darul hal tersebut dapat mengganjal pikirannya ketika masyarakat di Masalembu membeli BBM jenis premium tanpa ada barang. “Ini kan bukan hanya tidak biasa, masak beli bensin seharga Rp 20 ribu namun tak ada barang. Iniah faktanya di Kepulauan Masalembu. Jadi, sangat kurang bijak jika masalah ini hanya dinilai faktor cuaca oleh Pemkab,” tandasnya.
Politisi Muda Asal Masalembu ini dengan tegas mempertanyakan tentang langkah pemerintah dalam menangani hal masalah ini. Paling tidak, Pemkab harus mempunyai jawaban yang riil ketika banyak kalangan mempertanyakan masalah yang kini mulai mencekik masyarakat kepulauan. Artinya, apa gunya ada pemerintah jika tidak bekerja.
“Jadi, saya melihatnya, bukan factor cuaca belaka, ini ada permainan di balik ini semua. Kalau boleh saya katakana, inilah yang namnya manufer bisnis dan black market. Artinya, ada kelompok-kelompok bisnis tertentu yang mencoba menunggangi realitas objektif yang ada. Sehingga cuaca ekstrim seringkali menjadi justifikasi untuk meraup keuntungan di atas penderitaan masyarakat kepulauan. Ini sudah jelas telah menciderai dan melukai keadilan publik,” jelasnya.
Dirinya berani bertaruh dan bertanggug jawab jika fakta di atas akan dibuktikan. Karena dirinya memiliki segudang data mengenai manufer bisnis tersebut, akan tetapi Darul sangat menyayangkan pihak Pemkab dan kepolisian ketika melihat realitas ini. “Mereka tiba-tiba menjadi tidak bergigi dalam hal ini,” ujarnya. (sym/mk)