YOGYAKARTA, koranmadura.com – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Syafruddin memastikan bahwa dari semua peserta yang lolos seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2018 tidak akan ada yang terindikasi radikal.
“Tidak akan ada (peserta CPNS) terindikasi radikal. Kan ada persyaratan,” kata Syafruddin kepada wartawan seusai menghadiri acara di Hotel Tentrem Kota Yogyakarta, Selasa 23 Oktober 2018.
Ia menjelaskan bahwa pendaftar yang dinyatakan lolos seleksi administrasi berjumlah 2,3 juta orang dari jumlah pendaftar lebih dari 3 juta orang. Sementara pelaksanaan tes CPNS tahun ini, lanjutnya, yang diprioritaskan ada dua bidang, yakni PNS guru dan tenaga kesehatan.
“Kan kita orientasinya (penerimaan PNS) untuk guru 112 ribu, kemudian kesehatan 60 ribu orientasinya ke sana. Rekrutmen tahun ini memang di dua (bidang) itu,” ungkapnya.
Dalam memperlancar seleksi ini, pihaknya telah menekan MoU dengan beberapa pihak. Termasuk dengan Polri dan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Tugas Polri salah satunya untuk memback up masalah keamanan.
“Jadi Polri akan membantu memback up masalah-masalah keamanan, fisik, kemudian operasi cyber pungli bagi penunggang kuda yang mau membodohi rakyat. Kemudian alat-alat cyber tentu akan diback up,” tuturnya.
Syafruddin menambahkan, pihaknya memasrahkan betul kepada Polri untuk memback up sistem di BKN. “Jadi alatnya Polri akan memback up sistem yang ada di BKN, supaya jangan ada hacker, jangan ada permainan. Nanti (jika ada kecurangan) pasti akan ketahuan semuanya,” pungkas Syafruddin. (DETIK.com/SOE/DIK)