SUMENEP, koranmadura.com – Sehari jelang tutup tahun anggaran 2018, serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (BPBD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, belum mencapai 100 persen. Dari sekian Organisasi Perangkat Daerah (OPD), ada satu yang serapannya paling rendah, tidak sampai 25 persen.
“Serapan APBD Kabupaten Sumenep tahun 2018 sampai pukul 19.30 WIB, tadi malam (Minggu, 30 Desember 2018) mencapai 83,62 persen,” ungkap Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, 31 Desember 2018.
Hal tersebut disampaikan orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep itu saat menyampaikan pengarahan dalam acara Apel Gabungan di halaman Kantor Bupati.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga mengungkapkan beberapa OPD yang serapan anggarannya sangat rendah. Posisi pertama ditempati Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, yaitu hanya sebesar 22,18 persen.
“Kemudian di Dinas Perhubungan 51,52 persen dan Rumah Sakit Daerah H. Moh. Anwar sebesar 60,06 persen,” ungkapnya. Bupati tidak menjelaskan secara rinci, alasan rendahnya serapan anggaran di tiga OPD tersebut.
“Padahal penyusunan APBD Kabupaten Sumenep dalam dua tahun terakhir merupakan yang tercepat di Jawa Timur. Seharusnya hal ini ada korelasi penyusunan dan serapan anggaran,” tambahnya.
Sementara itu, masih menurut mantan Ketua DPRD Sumenep dua periode itu, serapan anggaran terbaik ialah di Kecamatan Talango, Batuan, Pragaan, dan Batang-Batang. “Semuanya mencapai 100 persen,” jelasnya. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)