SUMENEP, koranmadura.com – Keberhasilan program Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur untuk pembangunan sektor ekonomi belum tampak. Saat ini pemanfaatan program yang bersumber dari APBN dan APBD itu masih berkutat di bidang pembangunan infrastruktur.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sumenep, A. Masuni mengatakan keberhasilan program itu untuk peningkatan ekonomi di Desa belum diketahui.
Sampai saat ini kata dia, belum ada tim yang melakukan penilaian, sehingga korelasi keberhasilan program DD-ADD untuk peningkatan ekonomi di desa belum diketahui.
“Dampak perhitungan masih belum dihitung, belum ada rumusan bagaimana pengaruh DD pada kemiskinan masih belum ada, ini perlu ada tim perumus yang menghitung efek DD bagaimana (pada perekonomian), karena variabel dari dana desa itu salah satunya kemiskinan yang menjadi indikator penentu besar kecilnya dana desa (masing-masing desa) itu,” katanya pada sejumlah media.
Selama ini, kata dia pemanfaatan DD-AAD lebih banyak difokuskan pada pembangunan infrastruktur. “Kalau saya melihat, Desa banyak melakukan pembangunan dibidang fisik kontruksi ada jalan, saluran air, dan ada jua PAUD (gedung sekolah PAUD),” katanya pada sejumlah media.
Padahal lanjut mantan Kadisdik itu, salah satu tujuan program DD untuk menciptakan lapangan kerja di tingkat desa. Sehingga perekonomian di tingkat desa lebih baik. “Hakikatnya adanya DD mengurangi tingkat urbanisasi, kalau sekarang banyak orang desa ke kota masih banyak, berarti tidak berhasil,” ungkapnya.
Kendati begitu pihaknya meyakini meski belum diketahui dampak pada pembangunan ekonomi, masyarakat sudah banyak yang menikmati program tersebut.
“Masyarakat sudah menikmati, tapi belum dihitung berapa sih hasilnya pembangunan dengan pengentasan kemiskinan,” tegasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya menginginkan dengan pasangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bisa menjadi pelopor pertumbuhan ekonomi. Karena BUMDes sifatnya sudah mandiri. (JUNAIDI/SOE/VEM)