SUMENEP, koranmadura.com – Jelang pemilu 2019, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU sekaligus Gubernur Jawa Timur Terpilih, Khofifah Indar Parawansa, mengingatkan bahaya devide et impera atau politik pecah belah.
Hal itu disampaikan Khofifah usai menghadiri acara Maulidur Rasul dan Doa Bersama Demi Keselamatan Bangsa di Kabupaten Sumenep kemarin, 14 Januari 2019.
BACA : Jaringan Kiai-Santri Nasional Target Jokowi-Ma’ruf Menang 90 Persen di Sumenep
Menurutnya, politik pecah belah sangat berbahaya bagi keutuhan dan kesatuan bangsa. Apalagi di zaman digital seperti sekarang, pola devide et impera bisa dilakukan melalui jaringan-jaringan yang tersedia. Mulai dari ruang publik hingga di dalam kamar sekalipun.
“Oleh karena itu, mari kita jaga bersama kebersamaan, persaudaraan, dan persatuan bangsa. Jangan sampai kita tercerai berai,” kata mantan Menteri Sosial (Mensos) RI era Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini.
Salah satu cara mewaspadai devide et impera zaman digital, menurutnya, ialah dengan bersama-sama melawan hoaks atau berita palsu bahkan fitnah yang kerap mewarnai media sosial.
“Minimal kalau kita tahu bahwa (pesan) itu sifatnya fitnah, tolong berhenti. Jangan dilanjutkan share. Kalau kita tahu kalau itu berpotensi memecah belah persatuan, juga tolong dihentikan. Jangan dilanjutkan,” ujar Khofifah.
Menurut dia, hal seperti itu penting dilakukan tidak hanya sebagai bentuk kedewasaan dalam menggunakan gawai, tapi memang merupakan kearifan, bahwa bangsa ini harus dijaga dan dibangun dengan cara saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya. FATHOL ALIF/VEM