PAMEKASAN, koranmadura.com – Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Pamekasan, Jawa Timur, Mohammad Kosim, meyayangkan pernyataan Mahfud MD terkait dugaan jual beli jabatan rektor.
Menurutnya, apa yang disampaikan Mahfud MD di salah satu stasiun televisi tentang jual-beli jabatan rektor terlalu sepihak, dan terkesan tidak masuk akal.
“Saya ingin kroscek Pak Mahfud. Masak ada yang sampai dimintai uang lima miliar? Kalau menurut saya itu tidak masuk akal. Karena fungsi jabatan Rektor itu hanya digaji lima juta,” katanya, Kamis, 21 Maret 2019.
Di samping itu, menurut dia apa yang disampaikan mantan Ketua MK itu hanya berdasarkan informasi sepihak. Seharusnya, lanjut Kosim, sebelum disampaikan ke publik, informasi itu dikonfirnasi dulu ke pihak yang bersangkutan, dalam hal ini Kemenag. Sehingga informasinya menjadi seimbang.
Karena itu, Qosim mengaku ingin bertemu Mahfud jika suatu saat nanti Mahfud pulang ke tanah kelahirannya di Madura. “Kalau (Mahfud) ke Madura kami ingin ketemu,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan langsung TV One, Selasa, 20 Maret 2019, Mahfud memang mengungkap kejanggalan dalam pemilihan rektor Universitas Islam Negeri di Ciputat.
Dia bercerita tentang sosok yang memenangkan pemilihan rektor UIN Syarif Hidayatullah, Andi Faisal Bakti, yang tidak dilantik. Dalam kesemptan tersebut, ia sempat menyampaikan bahwa, Andi M. Faisal Bakti pernah didatangi seseorang dan dimintai uang Rp 5 miliar jika ingin jadi rektor. (SUDUR/FAT/DIK)