SAMPANG, koranmadura.com – Terduga jaringan teroris berinisial HS, di Desa Bire Tengah, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, ditangkap Densus 88 beberapa waktu lalu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat memastikan, Istri HS, I (inisial), ikut terlibat.
Bahkan Pemkab menegaskan, I yang berstatus sebagai salah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di wilayahnya masih menjalankan tugasnya di Puskesmas Batulenger. Sedangkan terduga teroris I diketahui berprofesi sebagai ahli bekam.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, Agus Mulyadi memastikan, I tidak terlibat dalam kegiatan terorisme. Bahkan pihaknya menegaskan, pegawainya yang berprofesi sebagai dokter gigi hingga saat ini masih aktif bekerja di Puskesmas Batulenger.
“Memang istrinya terduga itu PNS di Sampang, dan setelah kami telusuri yang bersangkutan I masih aktif di Puskesmas dan aktif mengikuti program. Ketika kami cek istrinya tidak terlibat mengikuti suaminya, dan itu dipastikan sama pak Camat setempat. Hanya HS, suaminya yang ditangkap karena dugaan aksi teror,” katanya, Jumat, 30 Agustus 2019.
Bahkan, Agus memastikan jika I saat itu tidak dilakukan penangkapan, hanya saja I menjadi saksi. “Ketika suaminya ditangkap, dia hadir di situ tapi tidak ikut ditangkap,” tegasnya.
Sekadar diketahui, Densus 88 melakukan penangkapan terduga teroris secara bersamaan di Jawa Timur, di antarnya di Kabupaten Sampang yang terjadi pada tanggal 22 Agustus 2019. Dari hasil kegiatan densus 88 antiteror ini, HS merupakan warga Jombang yang menetap di Kecamatan Sokobanah selama 7 tahun lebih, disinyalir terlibat aksi bom di beberapa tempat, salah satunya di sejumlah gereja di Surabaya.
Bahkan HS diduga anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur dengan kaitannya peristiwa teror bom di kawasan sekitar Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016 lalu. (MUHLIS/ROS/DIK)