PAMEKASAN, koranmadura.com – Pernyataan Bupati Baddrut Tamam soal demo harga tembakau adalah bayaran menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Bahkan eks anggota DPRD Jatim itu mendapat teguran keras dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Munaji.
Politisi dari partai Gerindra itu menilai pernyataan Bupati kurang etis dan elok, apalagi dikatakan di acara “Pamekasan Bershalawat”.
Baca: Bupati Baddrut Tamam Sebut Demo Harga Tembakau Anjlok Adalah Bayaran
“Saya kaget, kenapa seorang Bupati bisa menyampaikan hal-hal yang kurang etis, apalagi di panggung selawat,” kata Munaji, Senin, 2 September 2019.
Menurut Munaji, demo itu merupakan aspirasi yang disampaikan rakyat kepada pemimpinnya. “Saya sangat tersinggung karena mayoritas yang demo itu adalah orang petani tembakau,” tambahnya.
Munaji meminta kepada Bupati Pamekasan meminta maaf kepada masyarakat atas pernyataan yang kurang pantas itu. Karena pernyataan itu bikin sakit hati rakyat.
“Kalau tidak mau dituntut oleh masyarakat petani jangan banyak janjilah. Ini kan janji Bupati sendiri yang dituntut oleh masyarakat, tapi ketika masyarakat menagih janji, Bupati marah-marah seperti itu. Jadi saya harap Bupati minta maaf pada masyarakat, jangan asal ngomong,” pungkasnya.
Sebelummya, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menyebut demo mahasiwa dan petani tembakau adalah bayaran.
Ra Baddrut, panggilan Baddrut Tamam, menyebut demo bayaran itu saat menyampaikan sambutan di depan ratusan jemaah ‘Pamekasan Bershalawat’ yang digelar Pemkab Pamekasan dalam rangka 1 Muharram 1441 Hijriah di lapangan Pendopo Ronggosukowati, Sabtu, 31 Agustus 2019.
Potongan video sambutan Bupati Baddrut Tamam yang menyebut demo bayaran diposting laman resmi Pamekasan Hebat, bahkan saat ini video itu viral di kalangan masyarakat, termasuk kalangan para aktivis.
“Mak tadek sengocak sakalangkong, mun urusen program se bagus pas tak ngocak sakalangkong, bedeh rugi bekoh reng sorang, seademo ebejer ekebey cak kocaan maloloh, (Kok tidak ada yang menyampaikan terimakasih, kalau ada program yang bagus tidak ada yang mengucapkan terimakasih, tembakau rugi yang dialami satu orang, yang demo dibayar, jadi perbicangan terus,” kata Baddrut Tamam. (SUDUR/SOE/DIK)
Baca: