SUMENEP, koranmadura.com – Sudah satu setengah tahun Maftuhatus Sobah mengenyam pendidikan di China. Kini ia sudah semester IV di Fuzhou University, Kota Fuzhou, Provinsi Fujian. Saat ini kampusnya tengah libur.
Pada liburan kali ini, mahasiswi asal Sumenep, Madura, Jawa Timur, itu sebenarnya tidak ingin pulang kampung. Sebab baru beberapa bulan lalu ia telah pulang ke rumahnya di Desa Bulla’an, Kecamatan Batuputih.
Namun apa boleh buat, kondisi di China membuatnya khawatir. Virus Corona yang sedang mewabah di Negeri Tirai Bambu itu membuat dirinya terpaksa pulang. Apalagi pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di sana juga mengimbau agar WNI untuk pulang.
“Sebenarnya saya tidak ada rencana pulang sama sekali. Karena waktu liburan enam bulan lalu saya sudah pulang. Jadi liburan kali ini saya sebenarnya tidak punya rencana pulang ke Madura,” ungkapnya, Senin, 3 Februari 2020.
Kota Fuzhuo tidak terlalu dekat dengan Kota Wuhan, Provinsi Hubie, di mana virus Corona pertama kali ditemukan dan mewabah. Menurut dia, dari tempat tinggalnya ke Wuhan perjalanan sekitar 10 jam.
Menurut dia liburan kampusnya sebenarnya sampai 17 Februari mendatang. Namun karena kondisi di China sedang mewabah virus Corona, maka liburannya diperpanjang sampai keadaan di sana membaik. “Kalau kondisi di sana sudah membaik, saya akan kembali untuk melanjutkan studi,” tambahnya.
Maftuhah menuturkan kondisi di kampusnya ketika Corona mewabah di China. Menurut dia, sejak beberapa hari belakangan peraturan di tempat ia belajar semakin ketat. Setiap mahasiswa yang ingin keluar-masuk area kampus harus mengisi daftar nama dan melalui pemeriksaan temperatur tubuh.
Bahkan mahasiswa yang keluar area kampus juga dibatasi. Paling lama di luar area kampus satu jam. “Jadi kalau temperatur tubuh saya normal, saya boleh keluar-masuk kampus,” tuturnya.
Mengenai aktivitas masyarakat, menurut dia sejak mewabahnya Corona Kota Fuzhuo mulai sepi. Banyak toko tutup. Bahkan dalam tiga minggu terakhir, masker di sana sulit didapat. Harganya pun tambah mahal. Dari yang biasana 12 sampai 15 yuan atau sekitar Rp 22 ribu menjadi 30 yuan atau sekitar Rp 60 ribu untuk satu masker. (FATHOL ALIF/SOE/DIK