PAMEKASAN, koranmadura.com – Baru-baru ini warga Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, dicekoki informasi mengenai penolakan terhadap Kota Cinema Mall (KCM) yang disertai ajakan domontrasi pada Jumat, 14 Februari 2020, besok.
Baca: Tolak Rencana Peresmian Bioskop, Puluhan Ulama dan Kiai Datangi Mapolres Pamekasan
KCM sendiri adalah bioskop dengan konsep “stand alone” atau tidak berada dalam suatu bangunan mal. Konten atau film yang ditayangkan sudah lulus sensor.
Baca: Soal Kota Cinema Mall, Ulama Madura Merasa ‘Ditipu’ Bupati Pamekasan
Pengurus PC Ansor Pamekasan, Shodik, mengatakan KCM bisa menjadi media dakwah yang efektif dengan menayangkan film bernuansa keagamaan. Misalnya “Ketika Cinta Bertasbih”, jejak perjuangan NU, Mahammadiyah dan lainnya.
Menurutnya, KCM juga bisa menjadi media edukasi publik. Seperti saat polisi meluncurkan film peran lembaga negara sehingga tidak perlu lagi mundar-mandari ke Surabaya.
“Kami ‘no comment’ soal dampak negatif KCM di Pamekasan. Karena memang baru memulai. Kami baru bisa menilai dampaknya setelah beroperasi ke depan,” kata Shodik, Kamis, 13 Februari 2020.
Namun demikian, di menilai keberadaan KCM di Pamekasan akan berdampak efektif pada penyerapan tenaga kerja dan pengembangan ekonomi kawasan di sekitar lokasi. “Tentu secara ekonomi akan berdampak besar,” ungkapnya.
Baca: Rencana Peresmian Bioskop di Pamekasan Mendapat Penolakan
Oleh karena itu, mantan Ketua Cabang PMII Pamekasan ini berharap keberadaan KCM di Pamekasan tetap berlangsung. Dengan catatan harus memfilter film-film yang ditayangkan dan ada pemisahan jenis penonton. Itu dilakukan demi menjaga eksistensi Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam).
“Film yang menonjolkan sensual sebaiknya tidak ditayangkan,” tutur pria yang mengaku gemar menonton film bernuansa nasionalis itu. (RIDWAN/FAT/DIK)