SUMENEP, koranmadura.com- Inspeksi mendadak (Sidak) gelombang pertama tim gabungan Satgas Covid-19 Dungkek ke seluruh desa menyisakan catatan yang menarik sekaligus mengganjal.
Menarik, karena ada beberapa desa begitu antusias melakukan pencegahan penyebaran virus Corona. Posko dan struktur relawan terbentuk hingga penggangan donasi untuk membantu APD medis berjalan maksimal.
Namun, di sisi lain sidak untuk memastikan semua desa bersatu melawan virus mematikan itu menyisikan cacatan yang mengganjal. Salah satunya di Desa Bunpenang. Banner Posko dan imbauan memang terpampang, tetapi terkesan formalitas. Sebab, struktur hingga rewalan desa tak terbentuk.
Tak hanya itu, donasi yang digagas oleh Satgas Kecamatan untuk membantu APD medis tak berjalan maksimal. Buktinya, dari beberapa desa yang menggalang donasi, hanya Desa Bunpenang paling ‘abnormal’, yaitu Rp 13 ribu.
“Padahal saat launching donasi di halaman Pendopo Kecamatan Dungkek tak ada kata memaksa, donasi dijalankan atas misi kemanusian. Karena bukan soal nominal, tetapi soal beramal,” kata Ketua Satgas Covid-19 Dungkek, Achmad Fikri Syah
Fikri, sapaan akrabnya mengaku tidak tahu pasti penyebab Desa Bunpenang paling sedikit dari desa yang lain. “Kalau desa lain alhamdulillah di atas 100 ribu. Bahkan desa Candi capai Rp 300 ribu lebih. Katanya masih mau jalan lagi,” akunya.
Menurut Fikri, masih ada lima desa yang belun Satgas datangi. Di antaranya Desa Dungkek, Lapa Laok, Lapa Daya, Lapa Taman dan Bungin-bungin. Sementara Desa Taman Sare kemarin nihil perangkat.
“Ada beberapa desa yang bergerak dan selalu berkoordinasi dengan Satgas. Bahkan Kades dan perangkat bergerak melakukan penyemprotan hingga galang donasi, seperti Desa Dungkek, Bicabi, Lapa Laok, Lapa Daya, dan lainnya. Termasuk melaporkan intens komunikasi dengan kami terkait keluar masuknya warganya,” jelas Fikri.
Oleh karena itu, Fikri menegaskan, Corona merupakan musuh kita bersama. Ibarat kawanan lebah, tentuk tak bisa hanya dilawan dengan satu senapan. Sehingga Satgas ini digagas bersama seluruh pihak tak lain bagian dari ikhtiar memutus mata rantai penyebaran Corona.
Sumenep memang masih hijau, lanjutnya, tapi jika lengah, maka akan bernasib sama dengan Pamekasan dan Bangkalan. “Bangkalan bertambah dua orang yang positif. Makanya, mohon kerjasamanya, kami tak digaji, kami bergerak demi misi kemanusiaan,” tegas Sekretaris Ansor ini.
Versi Kepala Desa Bunpenang terkait donasi yang lebih kecil dari desa lain lantaran keadaan masyarakatnya dalam keadaan ‘terpuruk’. Sehingga pihaknya berdalih tak berani menggalang dana ke masyarakat.
“Yang terpuruk pada saat ini bukan hanya orang miskin pak, tetapi juga orang kaya. Karena yang punya usaha udang, tak bisa mengirim, aksesnya sulit. Jadi mohon maaf. Karena saya yang tahu tentang kondisi masyarakat Bunpenang,” dalihnya di depan Forpimka.
Sementara itu, Camat Dungkek M. Zaini mengungkapkan bahwa kedatangan tim gabungan ke desa-desa tak lain hanya ingin memastikan bahwa desa sigap melakukan pencegahan Covid-19. Termasuk, Zaini melanjutkan, menindak lanjuti launching donasi yang dilaksanakan Satgas dengan para Kades beberapa waktu lalu.
“Saat rakor sudah kami sampaikan, donasi dijalankan kepada seluruh warga, terutama yang ekonominya cukup mampu. Tentu, ini sifatnya tak memaksa, karena donasi ini misi kemanusian,” katanya.
Selain itu, Zaini menegaskan, desa lain bergerak bersama. Maka sudah sepantasnya Desa Bunpenang juga melakukan pencegahan. Tentu, kata Camat tak hanya donasi, tetapi juga pembentukan relawan desa hingga posko.
“Jangan tidur dan diam. Harus bergerak. Karena desa-desa lain juga melakukan pencegahan. Saya tak pernah marah, tapi kalau desa-desa tak serius, saya juga bisa tegas,” tegas Zaini.
Usai Desa Bunpenang, tim gabungan melanjutkan ke Desa Taman Sare dan Candi. Sidak yang dipimpin Camat, Danramil dan Polsek tersebut terkejut bukan kepalang setibanya di Desa Taman Sare. Tentu karena Kades dan aparat tak ada di kantor, kosong dan melompon.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun dari beberapa sumber, Kades sedang berkegiatan dan aparat ada kifayah. Tapi informasinya, kifayah dilaksanakan pada jam 10.00 WIB.
“Masak jam 1 siang sudah tak ada di kantor, gimana ini. Langsung lanjut ke Desa Candi,” ucap Camat singat sembari kecewa.
Berikut hasil penggalangan dana desa-desa di Dungkek gelombang pertama:
Jadung : Nihil
Romben Barat : Rp 100.000
Romben Rana : Nihil
Romben Guna : Rp 151.200
Bicabi : Rp 180.500
Bunpenang : Rp 13.000
Taman Sare : Nihil
Candi : Rp 327.000
(Tim/SOE/VEM)