SUMENEP, koranmadura.com – Dukungan kepada pasangan Bacabup-Bacawabup Achmad Fauzi-Dewi Khalifah pada Pilbup Sumenep, Madura, Jawa Timur terus mengalir. Tak berhenti hanya di kalangan ulama kharismatik, elit politik, warga, pemuda, komunitas-komunitas lintas sektor hingga para pedagang.
Tapi pasangan yang disebut mewakili kaum lelaki dan hawa itu juga dapat dukungan dari dua kiai muda ternama di Kota Keris. Bahkan dua kiai yang sama-sama menjadi pengasuh pesantren ini ‘pasang padan’ untuk berjuang mengantarkan Fauzi-Eva menuju kursi Bupati dan Wabup periode selanjutnya.
Dua kiai tersebut ialah Majelis Keluarga Pondok Pesantren Al-Is’af Guluk-Guluk, KR. Moch. Rafiq Zaini dan Pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Huda, Gaddu Barat, Ganding, Kiai Ahmad Qusyairi.
Di mata dua kiai ini, Achmad Fauzi merupakan sosok yang bermuka rakyat, sederhana dalam segala hal hingga pandang bulu dalam bergaul.
Kiai Rafiq misalnya, sapaan karib KR. Moch. Rafiq Zaini membuktikan kesederhanaan Achmad Fauzi saat orang nomor dua di Kota Keris itu saat hadir dan meresmikan pengajian tasawuf di Bluto. Kemudian Kiai Rafiq semakin mengagumi Fauzi saat hadir ke acara paguyuban berkuda di Sema, Gapura.
“Bapak Achmad Fauzi itu sangat amat sederhana. Karena beberapa kali bertemu dengan beliau, orangnya mudah bergaul, bahkan tak pandang bulu dalam bergaul. Pertama kali ketemu dengan pak Fauzi di peresmian pengajian tasawuf di Bluto. Kemudian ketemu lagi di Sema, Gapura. Beliau tak gengsi hadir diundang paguyuban berkuda,” katanya saat ditemui di kediamannya, Selasa, 14 Juli 2020.
Selain itu, kata kiai nyentrik ini, selama mendampingi Kiai Busyro, Fauzi benar-benar mampu memberikan kesan yang baik bagi masyarakat. Sehingga namanya telah membekas dan mendapat tempat di hati rakyat. Itulah, kata Kiai Rafiq, dirinya mantap mendukung pasangan Fauzi-Eva.
“Karena selama jadi pemimpin, pak Fauzi tidak merasa menjadi orang besar. Beliau hadir di tengah-tengah masyarakat. Kesederhanaannya yang membekas mendapat tempat di hati masyarakat. Untuk itu, saya pribadi mengagumi beliau,” akunya.
Apalagi, lanjut Kiai Rafiq, Fauzi didampingi oleh Ketua Muslimat NU Sumenep, Nyai Hj. Dewi Khalifah. Di mata Kiai Rafiq, Nyai Eva bisa mewakili perempuan. Karena selama ini, belum ada yang peduli terhadap aspirasi para kaum hawa.
“Saya bangga, Nyai Eva pendamping yang pas. Biar perempuan punya keterwakilan, punya pemimpin yang bisa memperhatikan masalah-masalah perempaun. Selama ini belum ada yang peduli terhadap masalah-masalah perempuan. Sehingga harus punya pemimpin perempuan,” jelasnya
Harapan Kiai Rafiq kepada paslon yang telah deklarasi ini. “Pedulilah kepada masyarakat Sumenep. Juga harus mampu menjadi pemimpin untuk semuanya. Saya juga menitipkan paguyuban berkuda, mohon diperhatikan,” harapnya.
Style Santri
Hal senada pun diungkapkan oleh Pengasuh Ponpes Sabilul Huda, Gaddu Barat, Ganding, Kiai Ahmad Qusyairi Zaini. Penasihat GMNU Madura ini mengaku, sejak pertama kali bertemu, kesan yang muncul, Fauzi sosok merakyat, tawadu, dan berpenampilan apa adanya. Bahkan Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep itu, katanya, punya style santri. Karena sangat menghargai para kiai dan ulama.
“Bahkan pak Fauzi selalu hadir ke pengajian jika diundng. Janganjan acara besar, acara kecil pun beliau sempatkan hadir. Penilaian ini tak hanya dari saya, tetap dari masyarakat,” akui Pembina Santri NU Ganding ini, Kamis, 16 Juli 2020.
Soal kinerja, kata Kiai Qusyai, panggilan akrabnya, Fauzi dinilai tanggap saat warga punya masalah. “Artinya, hadir saat masyarakat punya masalah. Sehingga rakyat benar-benar memiliki pemimpin. Bahkan Sumenep punya banyak terobosan saat pak Fauzi mendampingi kiai Busyro,” tambahnya.
Disinggung soal Nyai Eva, Penasihat IPNU-IPPNU Ganding ini menilai pasangan tepat. Sebab Fauzi-Eva ibarat orang tua, Bapak dan Ibu. “Artinya Sumenep punya bapak dan ibu. Fauzi mewakili kaum lelaki, Nyai Eva perempuan. Hemat saya harus seperti ini Sumenep ke depan. Kaum hawa ini kan biasanya malu kalau mengadu ke lelaki. Maka jika ditakdirkan jadi, perempuan tidak sulit untuk mengeluh masalah-masalah perempuan,” tegasnya. (SOE/DIK)