SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah peternak ayam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur terancam gulung tikar. Itu dipicu anjloknya harga yang dialami peternak sejak beberapa bulan terakhir.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Komunitas Peternak Bloiler Sumenep Moh Tasan. Menurutnya, harga daging ayam saat ini terus mengalami penurunan di bawah biaya produksi. “Otomatis para peternak merugi, jika dibiarkan berkelanjutan peternak bisa saja gulung tikar nanti,” katanya.
Anjloknya harga itu kata dia dipicu banyaknya ayam luar daerah yang masuk ke Pulau Madura dengan selisih harga yang relatif lebih murah.
Saat ini kata dia, peternak mengharapkan datangnya campur tangan pemerintah guna memberikan solusi di tengah gonjang ganjing harga ayam di tingkat peternak lokal.
“Pemerintah perlu membuat regulasi yang mengatur perdagangan ayam ke depan, agar ayam luar daerah tidak bebas masuk seperti saat ini. Jika ini dibiarkan, bisa saja nanti terjadi perdagangan yang kurang sehat yang mengancam konsistensi peternak lokal,” jelasnya.
Senada dikatakan oleh Moh Mukhlis peternak ayam daging asal Kecamatan Guluk-guluk. Saat ini dirinya mengaku telah merugi sekitar 50 juta.
Hasil panen terakhir kata dia harga ayam berada di angka 10-14 ribu per kilogram. Adapun harga acuan pemerintah yang mencerminkan biaya produksi ayam saat ini sebesar Rp 19 ribu – Rp 20 ribu per kilogram. “Kalau harga segitu tidak bisa menutupi modal peternak, pasti kerugiannya cukup besar,” cetusnya.
Kondisi tersebut kata dia belum ada solusi dari Pemerintah. Hal itu menyebabkan semakin membuat peternak merasa sangat dirugikan dengan ketidakstabilan harga ayam yang hanya ada di tingkat peternak.
“Kami masih berharap pemerintah Daerah Sumenep bisa memberi solusi, kalau begini terus para peternak bisa gulung tikar karena terus mengalami kerugian,” ujarnya. (JUNAIDI/SOE/DIK)