KORANMADURA.com – Istilah settingan atau gimik saat ini banyak digunakan oleh para selebriti guna mendompleng popularitas. Settingan atau gimik kadang berbentuk hal yang negatif, positif, hingga hal yang kontroversial.
Namun sebagai Ketua Ikatan Manajer Artis Indonesia, Nanda Persada, punya pesan khusus terhadap selebritas Indonesia. Yakni settingan atau gimik tetap harus berada di jalur yang positif, contoh kecilnya adalah gimik yang membawa pesan baik dalam bersosial.
“Cuma saya berharap settingan ini yang pesannya positif kayak gitu. Artinya kalau settingan masih pura-pura jadi pengemis sama orang, masalah sosial bantu-bantu, itu kan sebenarnya positif. Itu kan contoh menularkan kebaikan buat empati gitu,” ujar Nanda Persada dihubungi detikhot, baru-baru ini.
Memang settingan yang negatif atau positif saat ini di mata Nanda Persada adalah hal yang lumrah dalam industri hiburan Indonesia. Dan faktanya, praktik tersebut sangat mampu menaikkan sebuah produk.
“Gimik tuh bisa positif bisa negatif kontroversial. Kalau kontroversial tuh bisa dibilang negatif, bisa positif, bisa itu kalau kontroversinya dan hal yang sudah lumrah banget sekarang kayak gitu sah,” lanjutnya.
Lanjut pria yang sudah malang melintang di dunia entertainment Tanah Air ini, banyak artis yang meminta settingan dalam konteks negatif. Salah satunya adalah ada artis yang meminta disetting, namun menyerempet dengan kasus prostitusi.
“Tapi kalau settingan-settingan kontroversial, hal-hal negatif, waduh seram ya kayak settingan kayak dibilang kasus prostitusi agak he he he… (Artisnya cepat naik) Faktanya begitu,” katanya.
Memang permintaan gimik yang ekstrem itu datang dari kalangan artis kurang terkenal yang ingin mendompleng popularitas. Sehingga dengan settingan, figurnya yang bukan apa-apa, menjadi terkenal sebagai artis besar.
“Iya yang tadinya orang nggak kenal dia, beritanya heboh kan jadi besar. Jadi artis beneran. Dari artis sekuter jadi artis top,” ujar Nanda.
Sementara itu, Nanda Persada berpesan agar selebritas tahu batasan atau bijak dalam mempraktikkan gimik atau settingan. Karena apa yang dilakukan artis dapat ditiru para fansnya dan membawa dampak ke masyarakat luas.
Memang sosok public figure menurut Nanda Persada, tingkah lakunya sangat mudah ditiru generasi muda. Terutama para fans yang tengah mencari jati diri.
“Cuma pesannya tolong lebih bijak saja dalam settingan, gimik karena kalau public figure kan disimak oleh para fans, oleh para followersnya, oleh masyarakat. Banyak kalau fans artis-artis yang anak muda itu anak muda, anak kecil. Itu mereka kan proses mencari jati diri. Masyarakat kalau ngefans banget sama artis, dia cenderung mengidolakan, idola mereka ini kalau memberi contoh buruk, impactnya juga menjadi buruk ke para fans,” imbuhnya.
Sehingga para selebriti diharapkan Nanda Persada tetap berada di jalur yang baik dan bertanggung jawab, meski settingan.
“Itu yang perlu diperhatikan jangan sampai artis membuat contoh yang negatif, walaupun itu gimik, settingan ya, tapi masyarakat nangkepnya setengah-setengah, nggak utuh, jadi kebawa memengaruhi mereka itu sih. Karena artis, public figure, tokoh masyarakat atau artis itu punya tanggung jawab moral memberikan contoh yang baik,” pungkasnya. (DETIK.com/ROS/DIK)