PAMEKASAN, koranmadura.com – Fraksi Gerindra kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menyoroti harga tembakau yang murah. Menurut fraksi Gerindra, harga tembakau di Pamekasan secara umum di bawah Break Even Point (BEP).
Jubir Fraksi Gerindra Pamekasan, Ismail A Rahim mengatakan, harga tembakau musim ini kurang menggembirakan. Dia menyebut, pabrikan tidak mengacu pada BEP yang menjadi acuan pemerintah.
“Musim tembakau tahun ini harganya kurang menggembirakan, BEP yang dibuat oleh pemerintah dalam hal ini yang dibuat oleh OPD terkait relatif tidak di pakai oleh pabrikan, mereka membeli dengan selera masing-masing,” jelasnya, usai melakukan pemaparan pendapat akhir fraksi-fraksi DPRD mengenai Raperda tentang Perubahan APBD TA 2020 di Rapat Paripurna, Rabu, 23 September 2020.
Dengan adanya hal itu, tambah Ismail, maka pemerintah perlu mencari solusi dan menjalin komitmen dengan pihak pabrikan agar BEP bisa dipatuhi. Bahkan, jika perlu dimasukkan dalam revisi Raperda Tataniaga Tembakau.
“Kedepan, tentunya BEP harus diseriusi, jadi harus ada komitmen yang jelas antara Pemerintah dan pihak pabrikan karena semua pabrikan tidak mengacu pada ini,” paparnya.
Ia berharap, pemerintah ke depan untuk lebih serius lagi memperjuangkan petani tembakau agar bisa dibeli dengan harga mahal. Selain itu, pemerintah diminta tegas terhadap pabrikan yang tidak membeli sesuai dengan BEP.
“Mudah-mudahan ini sebagai evaluasi kedepannya,” jelasnya.
Sementara Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam tidak terima jika pemerintah dituding tidak tegas terhadap pabrikan. Pihaknya mengklaim, pembelian tembakau oleh pabrikan sesuai dengan BEP yang menjadi acuan, bahkan ada yang dibeli dengan harga lebih tinggi.
“Masalah harga tembakau setahu saya itu ketika sidak kemarin tidak ada yang bilang tembakau murah, kan orangnya sendiri yang menyampaikan, bukan saya sendiri lho ya, kalau kualitas jelek mau minta mahal tidak ada gudang yang mau beli pak dan dan kualitas bagus pasti dibeli mahal artinya pemerintah sudah bekerja maksimal (sudah memanggil dan melakukan rapat dengan petani, asosiasi serta pabrikan dan pemerintah) maksimal kita bekerja,” bebernya. (SUDUR/ROS/VEM)