BANGKALAN, koranmadura.com – Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Indonesia Youth Congress (IYC) Cabang Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, melakukan aksi demo ke kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, Senin, 16 November 2020.
Kedatangan mereka mempersoalkan serapan Belanja Tak Terduga (BTT) dan Dana Insentif Daerah (DID) Pemkab Bangkalan, yang dinilai tak transparan. Bahkan, massa aksi juga menduga dalam realisasinya tidak tepat sasaran.
Orator aksi, Hasby Abdul Malik menyampaikan, angaran BTT dan DID yang dialokasikan tersebut cukup fantastis. Menurutnya, jika tidak dikawal dalam realisasnya khawatir tidak tepat saran, bahkan nyaris tak ada transparansi penyerapan.
“Jika di BTT hasil dari refocusing sebesar Rp 88 miliar dan DID Rp 27 miliar,” teriak Hasby, saat berorasi.
Mereka juga menuding Pemkab Bangkalan, dalam pelaksanaan DID tidak ada pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.
“Dari beberapa anggota dewan yang menyampaikan ke kami, jika tidak ada pembahasan,” katanya.
Oleh karena itu, massa aksi mendesak kepada pemkab Bangkalan agar mempublish penggunaan BTT dan DID, agar masyarakat juga ikut mengawal kinerja pejabat pemerintah. Jika tidak, mereka akan mengancam melakukan aksi kembali.
“Kami minta kepada Pemkab menggelar jumpa pers dan sampaikan penggunaan BTT dan DID, kami kasi waktu 3 hari,” ucapnya.
Namun sayangnya, aksi demo tidak ditemui oleh Bupati, Abdul Latif Amin Imron dan Wakil Bupati Bangkalan Mohni. Alasannya, karena memiliki suatu hal yang tak bisa diwakilkan.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bangkalan, Taufan Zairinsyah menyampaikan, serapan BTT hingga saat ini mencapai 47 persen. Anggaran, tersebut diperuntukkan dalam bidang kesehatan, ekonomi hingga pencegahan virus Corona.
“47 persen itu sudah terserap oleh beberapa organisasi perangkat daerah yang berhubungan Covid-19,” katanya.
Sedangkan DID kata Taufan, sapaan akrabnya Taufan Zairinsyah, masih dalam tahap persiapan pelaksanaan. Karena, anggaran dan petunjuk teknis (Juknis) keluar pada bulan juli 2020 kemaren.
“Jadi tidak benar jika tidak transparan, karena saat ini masih proses persiapan,” katanya. (MAHMUD/ROS/VEM)