SAMPANG, koranmadura.com – Petambak garam di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mulai dihantui dengan rencana impor garam yang mencapai 3,7 juta ton selama tahun 2021.
Bahkan petambak garam di Sampang menilai rencana impor jutaan ton garam tersebut, kebijakan pemerintah tidak lagi berpihak kepada nasib rakyat.
Salah satu petambak garam asal Kecamatan Pangarengan, Sirat menyatakan, rencana impor garam yang akan sangat berdampak pada penyerapan garam hingga kondisi harga garam yang sudah anjlok.
“Harga garam sudah terlalu rendah, petani sudah menjerit, tapi masih mau impor garam. Padahal sebentar lagi sudah memasuki masa produksi garam,” keluhnya, Kamis, 18 Maret 2021.
Sementara Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sampang, Tri Jayadi menuturkan, pemerintah Kabupaten sendiri diakuinya tidak mempunyai kebijakan melainkan kewenangan pemerintah pusat terkait soal rencana impor garam. Akan tetapi, pemerintah Kabupaten sendiri sudah berupaya menyampaikan kepada pemerintah provinsi Jawa Timur mengenai adanya stok garam yang masih mencukupi.
“Pemerintah kabupaten sudah menyampaikan kepada Gubernur Jatim dan pemerintah pusat, bahwa wilayah Jawa Timur tidak perlu impor karena stok banyak dan lebih. Namun hingga kini masih belum ada tanggapan dari pusat,” katanya.
Sekadar diketahui, harga garam hasil produksi atau garam rakyat pada 2020 lalu di Sampang berada di dikisaran seharga Rp 250 ribu per ton.
Sedangkan untuk rencana impor garam selama 2021 diperkirakan mencapai 3,07 juta ton. Jumlah tersebut naik 13,88 persen dari impor garam 2020 yang jumlahnya sekitar 2,7 juta ton.
Kemudian untuk rincian rencana impor garam tahun ini terbagi tiga bagian yaitu sebanyak 646.000 ton untuk kebutuhan pemakaian aneka pangan dan pertambangan, 2.426.000 ton untuk industri dan 5.501 ton garam untuk farmasi, proanalisa, serta kosmetik. (MUHLIS/ROS/VEM)