SUMENEP, koranmadura.com – Selama dua tahun berturut-berturut Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dilanda gempa bumi.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, gempa bumi terjadi pada tahun 2018, sejumlah rumah warga rusak di Kecamatan Batuputih. Pada tahun yang sama gempa bumi terjadi di Pulau Sapudi dan Pulau/Kecamatan Raas. Sebagian rumah warga rusak.
Tahun 2019 gempa kembali terjadi di Pulau Sapudi dan Pulau Raas, Sumenep. Saat itu sejumlah rumah juga alami kerusakan.
Kepala BPBD Sumenep R. Rahman Riadi mengatakan, sesuai hasil penelitian Institute Sepuluh November (ITS) di Pulau Madura memiliki potensi gempa bumi, mulai dari Kabupaten Bangkalan, pesisir utara, Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.
“Memang berdasarkan kajian ITS, Madura memiliki potensi gempa,” katanya.
Rahman, tidak bisa memprediksi mengenai besaran gempa yang akan terjadi, termasuk apakah berpotensi tsunami atau tidak karena tergantung pada titik episentrum gempa terjadi.
“Jadi, itu tergantung titik episentrum. Bukan berarti semua gempa pasti dibarengi dengan tsunami,” ungkap dia.
Sebab, sambung Rahman sampai saat ini belum ada alat pendeteksi yang bisa mendeteksi mengukur besaran dan kekuatan gempa, termasuk titik gempa terjadi.
Pemerintah, kata dia, hanya bisa meminimalisir dampak gempa terhadap korban jiwa dan harta benda. Salah satunya pembentukan Desa Tangguh Bencana dan penguatan kapasitas masyarakat.
Rahman mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak risau akan bencana alam berupa gempa bumi.
“Masyarakat harus tetap waspada akan terjadinya bencana alam, termasuk gempa bumi yang bakal terjadi, karena bencana terjadi seketika,” jelas dia. (JUNAIDI/ROS/VEM)