BANGKALAN, koranmadura.com – Rapat Terbuka Senat Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dalam Rangka Wisuda XXIX Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021 di Gedung Pertemuan menjadi momen yang sangat membahagiakan bagi Moh. Sofa Fuadi (23).
Mahasiswa jurusan psikologi, sekaligus penghafal Al-Qur’an di UKM Ihfadz itu mewakili Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) di UTM ditetapkan sebagai salah satu wisudawan berprestasi. Dia merasa senang dicampur terharu. Penobatan itu juga disaksikan oleh kedua orang tuanya.
“Saya kaget dan tidak disangka karena nama saya dipanggil sebagai wisudawan berprestasi, ini kado kepada kedua orang tua saya,” katanya, Minggu 28 Maret 2021.
UTM menggelar wisuda secara tatap muka, mulai tanggal 27-28 Maret dan 3 April 2021. Dalam pelaksanaannya, menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat. Hal itu, guna menghindari penyebaran virus Corona.
Sofa, sapaan akrabnya Moh. Sofa Fuadi, mengaku tidak menargetkan dirinya ingin menjadi wisudawan berprestasi. Namun, dia hanya bermodalkan ikhlas menuntut ilmu serta keinginan besar bisa jalan-jalan melintas berbagai kabupaten dan kota.
“Karena ikut berbagai lomba, saya sudah ke Kalimantan, Semarang hingga Jambi. Bahkan di Jawa Timur ini hampir semuanya disinggahi. Jika tidak difasilitasi kampus, mana mungkin saya bisa ke mana-mana,” katanya.
Sofa masuk ke UTM pada tahun 2015. Dia mulai ikut berbagai lomba sejak semester 2. Dengan kegigihannya, pria asal Bojonegoro itu meraih banyak prestasi, diantaranya juara 2 lomba debat ilmiah psikologi UTM (2015). Pada tahun 2016 dia mendapatkan juara 1 lomba debat ilmiah mahasiswa se – UTM dan sertifikat inovator muda rektor UTM.
Namun, pihak UTM tak menutup mata atas prestasi yang Sofa raih. Pihak kampus juga memberikan apresiasi dengan memberikan beasiswa berupa Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi), yang saat ini berubah nama Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).
Selain itu, dia juga meraih juara 3 lomba esai ilmiah pelajar Bojonegoro (2017). Sedangkan pada tahun 2018 dia menggaet juara 3 lomba esai TEMILNAS psikologi Universitas Jambi, finalis LKTIN CSSMORA Uinsuka Yogyakarta dan finalis LKTIN KRISNA II Universitas PGRI Semarang.
Atas pengalaman dan proses yang sudah dilalui, dia juga meraih juara di tataran nasional, yakni juara 2 lomba esai nasional psychompetition ULM (2018), juara harapan 3 lomba esai nasional Universitas Sriwijaya (2018) dan Juara 1 temu ilmiah nasional psychompetition ULM (2019).
Dia juga tekun membuat karya ilmiah bersama dengan dosen UTM. Diantaranya berjudul Merajut Nusantara Dengan Metode Dakwah Walisongo, Penanaman Karakter “Jhek Senneng A Bu Rombuhí” Pada Anak Usia Dini Melalui Ecodukasi Berbasis Triangle Fit Of Participation dan Subjective Well-Being pengunjung Pariwisata.
Menurut dia banyak prestasi yang diraih ini tidak lepas doa dari kedua orang tua, serta bimbingan dari beberapa dosen di kampus UTM. Selain itu lingkungan sosial, kata dia juga sangat mendukung untuk berkreasi. Sejak semester 1 Sofa berada di Pesantren Mahasiswa Al-Kayyis
“Kami sangat berterimakasih kepada pihak kampus UTM yang sudah memfasilitasi dalam agenda ikut lomba, dan juga teman-teman pondok yang sudah mensuport,” katanya.
Kini setelah lulus dengan meraih banyak prestasi dan hadiah untuk kedua orang tuanya, putra dari ibu Ummi Nadifah dan bapak Moh. Hasyim saat ini melanjutkan pengabdiannya di Pesantren Mahasiswa Al-Kayyis selama 1 tahun, untuk menyelesaikan menghafalkan Al-Qur’an.
Sementara Rektor UTM, Muh Syarif mengucapkan selamat kepada semua wisudawan yang sudah mampu menyelesaikan studinya sampai selesai. Tentunya, proses belajar akademik dan non akademik akan jadi bekal untuk menghadapi dunia nyata.
Namun demikian, Abah Syarif sapaan akrabnya Rektor UTM, berharap kepada semua wisudawan, agar mengabdikan ilmunya untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
“Berguna bagi bangsa dan negera. Serta membantu kesejahteraan masyarakat,” kata dia. (MAHMUD/ROS/VEM)