BANGKALAN, koranmadura.com – Sejumlah aktivis yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Pemuda Bangkalan (FKPB), Madura, Jawa Timur datangi kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura, dan Perkebunan (Dispertahorbun) setempat, Jumat 31 Desember 2021.
Kedatangan mereka menanyakan persoalan kinerja penyuluh dan mantri tani yang tersebar di 18 kecamatan di kabupaten paling barat Pulau Madura. Aktivis FKPB menuding penyuluh dan mantri tani tidak aktif mendampingi kelompok tani (Poktan).
Ketua FKPB, Taufik Nurhidayat menuturkan, tugas penyuluh memberikan pemahaman tentang keterampilan dalam mengelola usaha tani. Mantri tani mendata jumlah petani dan hasil panen. Jika hal itu diabaikan, sama halnya mereka makan gaji buta.
“Berdasarkan penelusuran kami, penyuluh baik mantri tani tidak aktif ke Poktan. Bahkan di kantor penyuluh sering kosong tak ada pegawainya,” kata dia.
Oleh sebab itu, Taufik, sapaan akrab dia meminta kepada pihak Dispertahorbun, agar menegur penyuluh maupun mantri tani yang tidak menjalankan tugasnya. Sebab, Hal itu akan merugikan pemerintah karena makan gaji buta serta terhadap para petani.
“Kasih teguran ke penyuluh atau mantri tani supaya berperan aktif terjun ke kelompok tani,” ucap dia.
Sementara kepala Dispertahorbun Bangkalan, Puguh Santoso berjanji akan menindaklanjuti terkait permintaan aktivis FKPB. Seyogyanya, penyuluh baik mantri tani harus berperan aktif berkoordinasi dengan Poktan yang ada di desa.
“Tugas mereka juga, jangan sampai kantor penyuluh kosong di hari aktif, karena itu bisa menimbulkan stigma negatif bagi petani,” (MAHMUD/ROS/VEM)